Hidayatullah.com–Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, proses perundingan perdamaian langsung Palestina-Israel hanya dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan bagi Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama di dalam negerinya.
“Tak ada perubahan dalam proses perundingan perdamaian Palestina yang hanya dimaksudkan untuk mengumpulkan dukungan bagi Obama di Amerika,” katanya, seperti dikutip situs kantor Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, akhir pekan lalu.
Pernyataan Presiden Assad itu terungkap dalam kunjungan resminya di Iran dan pertemuannya dengan Presiden Ahmadinejad. Dalam pertemuan itu, Presiden Ahmadinejad juga mengeritik AS dan sekutunya, Israel.
Tanpa menjelaskan apakah ucapannya ditujukan pada proses perundingan Palestina-Israel yang dimediasi AS, Ahmadinejad menyebut Amerika diambang kehancuran dan rezim Zionis terekspos. Dia pun memuji perlawanan Presiden Bashar al-Assad terhadap musuh bebuyutan Iran itu.
Sebulan berjalan, proses perundingan damai langsung Palestina-Israel yang ditengahi AS itu terancam ambruk setelah Israel tak lagi memperpanjang moratorium sepuluh bulan pembangunan pemukiman baru warga Yahudi di atas tanah rakyat Palestina.
Presiden Ahmadinejad dan para pejabat Pemerintah Iran mengabaikan proses perundingan tersebut karena Teheran memang tak mengakui keberadaan Israel.
Pemerintahan Obama sendiri berupaya keras membangun hubungan bilateralnya dengan Suriah dan mendorong Damaskus untuk mengambil jarak dari Teheran.
Di tengah upaya itu, para pejabat senior AS, termasuk Menteri Pertahanan Robert Gates, justru menuding Iran dan Suriah mempersenjatai kelompok Hizbullah di Libanon dengan roket dan misil canggih.
Hizbullah dan Israel terlibat perang 34 hari pada 2006. Dalam perang itu, Libanon kehilangan 1.200 orang warganya, sedangkan di pihak Israel, jumlah korban tewas hanya 160 orang.
Berbeda dengan mayoritas korban di pihak Libanon yang umumnya warga sipil, sebagian besar korban di pihak Israel adalah tentara.
Pemberitaan media Iran hari Sabtu menyebutkan bahwa agenda pertemuan Presiden Assad dan para pemimpin Iran akan diwarnai isu Libanon, Iraq dan Palestina.
Kunjungan ke Iran sendiri dilakukan Presiden Assad beberapa hari setelah mantan Perdana Menteri Irak Iyad Allawi mengatakan bahwa dia sudah meminta Suriah membujuk Iran agar menjauhkan diri dari perjuangannya meraih kursi perdana menteri bersama Nuri al-Maliki pasca-Pemilu Maret 2010.
Dalam satu konferensi pers di Damaskus hari Rabu, Allawi menuding Iran mencampuri urusan dalam negeri Iraq.
“Kami meminta para pemimpin yang punya hubungan baik dengan Iran agar meminta negara itu tidak mencampuri urusan Iraq, dan kami membahas isu ini dengan Presiden Assad,” kata Allawi.
Dalam kaitan ini, Allawi mengatakan, Presiden Assad berjanji mengupayakannya bagi kepentingan Iraq dan stabilitas kawasan.
Dalam kunjungannya ke Iran itu, Presiden Assad dianugerahi medali penghargaan oleh Presiden Ahmadinejad.
“Suriah terus mendapat ancaman para Zionis dan sekutunya. Ini menunjukkan peran Suriah dalam memelihara keamanan di kawasan,” kata Presiden Ahmadinejad dalam pidatonya yang disiarkan stasiun TV nasional.
Berakhirnya moratorium 10 bulan pembangunan permukiman baru warga Yahudi di atas tanah rakyat Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat itu membahayakan proses perundingan perdamaian.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berulang kali mengatakan bahwa dia akan meninggalkan meja perundingan perdamaian langsung dengan Israel itu jika pembekuan pembangunan itu tidak dilanjutkan. [ap/sk/hidayatullah.com]