Hidayatullah.com–Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mendukung rakyat Libya yang menuntut Muammar Qadhafi lengser. HTI menilai, Qadhafi tak bisa diharapkan lagi memimpin Libya.
“Muammar Qadhafi itu sosok pemimpin represif dan diktator,” kata Jurubicara HTI, M Ismail Yusanto kepada hidayatullah.com.
Selain represif, kata Ismail, Qadhafi juga memiliki paham yang bertentangan dengan Islam. “Qadhafi itu ingkarussunnah (tidak percaya terhadap sunnah),” paparnya.
Tidak hanya itu, tambah Ismail, di Libya sendiri banyak anggota HT yang telah digantung oleh penguasa yang telah memimpin lebih dari 40 tahun itu. Karena itu, Ismail berkesimpulan, Qadhafi sudah selayaknya turun dari jabatanya dan mengakhiri kediktatorannya.
Sayangnya, lanjut Ismail, tak banyak umat Islam yang paham akan hal itu. “Maklum, banyak orang yang cepat lupa akan sejarah,” ujarnya. Karena itu, yang terpenting, ujarnya, adalah bagaimana Qadhafi bisa turun secepatnya.
Campur tangan AS
Kendati demikian, kata Ismail, masa kritis di Libya sekarang tak luput dari intervensi Amerika. Amerika dengan berbagai cara sedang ikut campur memperkeruh suasana. Tentunya, hal itu tak lepas dari kepentingan terselubung negara Paman Sam tersebut.
Apalagi, Qadhafi sosok yang tidak disenangi Amerika. Karena itu, Amerika tidak akan mebiarkan kesempatan itu lewat begitu saja. “Amerika tak setuju dengan Qadhafi,” paparnya.
Salah satu yang jadi pintu masuk Amerika adalah semangat rakyat Libya melakukan revolusi. Dengan adanya kelompok yang pro dan kontra, Amerika, kata Ismail, setidaknya ingin terjadi perang saudara di Libya.
“Amerika akan menjual senjata ke sana,” tegasnya.*