Hidayatullah.com–Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Selasa (12/7) mengatakan bahwa mereka sedang berusaha menangani gelombang pengungsi Somalia yang kelaparan, di mana kebanyakan anak-anak meregang nyawa karena kekurangan gizi setibanya di negara tetangga.
Lebih dari 11 juta orang asal kawasan Tanduk Afrika itu memerlukan bantuan segera, akibat kekeringan yang berkepanjangan, kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Sejak awal Juli saja, lebih dari 11.000 orang mengungsi ke Ethiopia dan lebih dari 8.600 lainnya ke Kenya. Kamp pengungsi Dadaab di Kenya dibanjiri 380.000 orang pengungsi.
Pengungsi Somalia yang mencari perlindungan di Kenya merupakan orang miskin yang paling miskin dan rentan di dunia, kata Antonio Guterres kepala UNHCR di Nairobi, Senin (11/7).
Menurut data UNICEF nyawa setengah juta anak di kawasan Tanduk Afrika terancam.
“Banyak anak menderita gizi buruk dan itu artinya maut mengancam. Di Kenya jumlahnya sekarang 65.000,” kata jurubicara UNICEF Marixie Mercado, Selasa (12/7).
Di Somalia kesehatan anak adalah yang paling buruk sedunia, kata organisasi kesehatan dunia WHO. Sekitar satu dari 11 bayi meninggal dunia sebelum mencapai usia 1 tahun dan satu dari setiap 7 bayi meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun.
Penyakit kolera yang menjadi endemi di Somalia, dikhawatirkan semakin menyebar karena buruknya sanitasi dan pergerakan orang yang sangat besar di negara itu, termasuk orang-orang yang masuk ke ibukota Mogadishu.*