Hidayatullah.com — Carrefour Foundation memberikan penghargaan kepada Lembaga Amizl Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (Laznas BMH) sebagai pendamping usaha mikro terbaik dalam program Micro Finance Program for Community tahun 2011.
Penghargaan ini diberikan kepada Baitul Maal Hidayatullah dalam acara pengukuhan program nasional Capasity Building Carrefour bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia yang diresmikan oleh Menteri Koperasi dan UKM, Syarifuddin Hasan di Gedung Smesco UKM, Jalan Gatot Soebroto Kav 94, Jakarta Selatan, Rabu (18/4/2012) lalu.
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) melalui Program Kelompok Usaha Muamalat (Pokusma) telah melakukan berbagai fasilitasi pemberdayaan berbasis masjid kepada pelaku usaha mikro di wilayah Jakarta Selatan dan Depok bekerjasama dengan Yayasan Sahabat Cipta, Pinbuk, dan Carrefour Foundation Prancis.
Di tahun 2012 ini, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) kembali dipercaya sebagai pengelola program Pokusma tahap II untuk wilayah Depok, Buaran, MT. Haryono, dan Pasar Minggu. Selain itu, Carrefour Foundation dan Yayasan Sahabat Cipta juga bekerjasama dengan 7 perguruan tinggi yakni Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Gajah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Katholik Parahyangan, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Sriwijaya untuk program Capacity Building ini.
Hadir dalam acara ini, Syarifuddin Hasan (Menteri Koperasi dan UKM), Eric Uzan (Presiden Direktur PT Carrefour Indonesia), Aldi. S. Suriadiningrat (Direktur YSC), Nining I Susilo (Direktur UKM Center UI), Ade Syariful Allam (BMH Pusat) serta rektorat 7 perguruan tinggi mitra program.
“Kementerian Koperasi dan UKM memiliki sebuah mimpi bahwa suatu saat, dalam waktu yang tidak lama lagi, UKM yang sering kita sebut dengan Usaha Kecil Menengah akan berubah menjadi Usaha Kakap Milyarder”, seloroh serius Menteri Syarifuddin Hasan disambut tepuk tangan para peserta.
Manajer Program Kelompok Usaha Muamalat (Pokusma) BMH, Syamsuddin, mengatakan visi pengembangan sektor usaha mikro tidak hanya sekedar berbicara masalah modal usaha ataupun sekedar pencatatan keuangan usaha, akan tetapi banyak hal yang seharusnya menjadi bagian yang terintegrasi dalam program pendampingan.
Hadirnya program da’i pendamping masyarakat Baitul Maal Hidayatullah (BMH) ini, kata Syamsuddin, diharapkan sebagai mitra pelaku usaha mikro yang multiperan dan multifungsi dalam melakukan aktivitas-aktifitas pemberdayaan ditengah masyarakat.
Sebab, lanjut dia, pengalaman mengajarkan kepada kami bahwa berbicara masalah pengembangan sektor usaha mikro tidak dapat dipisahkan dengan pemenuhan pendidikan anak-anaknya, kesehatan keluarganya, serta pembinaan spiritual para pelaku sektor usaha mikro, kata Syamsuddin selaku pendamping masyarakat di sela-sela acara.
“Harapan kami kedepannya adalah, Laznas BMH mampu menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat”, pungkasnya.*