Hidayatullah.com—Pengguna Facebook di Amerika Serikat melakukan class-action di California, menuntut situs jejaring sosial itu membayar ganti rugi 15 milyar dolar, karena telah “memata-matai” mereka dan melanggar peraturan tentang penyadapan di AS.
Sebagaimana dilansir Russia Today (RT), tuntutan class-action itu diajukan ke Pengadilan Federal San Jose, bersama dengan 21 tuntutan pelanggaran privasi lainnya. Dalam surat tuntutan bersama, para penggugat menyatakan bahwa Facebook telah menggunakan rekaman cookies penggunanya (user) untuk melacak aktivitas mereka di dunia maya, meskipun telah logout dari situs Facebook.
Tuntutan milyaran dolar itu dihitung dari pelanggaran terhadap undang-undang Federal Wiretaps Act, yang memberikan kompensasi USD100 per hari untuk setiap pelanggaran yang dilakukan, dengan batas maksimal sebesar USD10.000 per pengguna. Tuntutan itu juga didasarkan pada Computer Fraud and Abuse Act, Stored Communication Act, serta berbagai peraturan dan hukum pidana lain di California.
“Ini bukan sekedar tuntutan ganti rugi, melainkan kasus pelanggaran hak privasi digital yang bisa menimbulkan implikasi hukum dan bisnis yang luas dan signifikan,” kata David Straite, seorang partner di Stewarts Law, firma hukum yang menjadi salah satu penggugat.
Tuduhan bahwa Facebook menggunakan cookies untuk melacak penggunanya meskipun mereka telah logout dari situs tersebut tidak terhitung jumlahnya, tulis RT. Namun, sejauh ini klaim tersebut selalu digagalkan dengan anggapan bahwa penggunaan cookies tidak sama dengan penyadapan. Untuk membuktikan seberapa besar kerugian yang ditimbulkan pun tidak mudah.
Pada bulan September 2011, Data Protection Commissioner (DPC) di Irlandia, di mana Facebook menempatkan markas besar internasionalnya, setuju untuk melakukan audit privasi atas aktivitas Facebook. Yang menarik, kesimpulannya dari audit selama tiga bulan itu adalah bahwa Facebook telah berhasil “menggunakan cookies secara inovatif untuk mengidentifikasi aktivitas tidak biasa yang mencurigakan” dari akun penggunanya.
Facebook bersikukuh mengatakan bahwa tuntutan yang diajukan terhadap pihaknya tidak memiliki tujuan yang baik dan mereka akan mempersiapkan “melawan sekuat tenaga” tuduhan tersebut, kata manajer kebijakan komunikasi publik Facebook, Andrew Noyes, sebagaimana dikutip RT dari PCWorld.*