Hidayatullah.com—Sementara Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mengecam penggunaan kekerasan oleh aparat Mesir dalam membubarkan aksi demonstrasi Pro-Mursy, di negaranya sendiri menurut laporan Kementerian Dalam Negeri Turki, polisi menggunakan “kekuatan berlebihan” dalam menghadapi para pengunjuk rasa di Taman Gezi, Istanbul.
Laporan yang dibuat oleh inspektor dari Kementerian Dalam Negeri Turki tersebut meminta izin penyelidikan awal untuk mencaritahu lebih lanjut sejumlah kasus penggunaan kekerasan oleh aparat terhadap demonstran di Istanbul.
Laporan itu juga meminta izin untuk menyelidiki sejumlah petugas polisi berpakaian preman yang terlihat membawa tongkat pemukul, berikut rekan mereka yang gagal mencegah aksi pembakaran bangunan kantor Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) –partainya PM Erdogan– yang berada di Izmir.
Menurut harian Miliyet (2/9/2013), Menteri Dalam Negeri Muammer Guler sudah memberikan izin petugas penyelidik untuk melakukan inspeksi awal atas kasus di Istanbul tersebut.
Dari kesaksian para terperiksa, permintaan investigasi lebih lanjut akan diajukan ke kantor Gubernur Istanbul, yang berwenang memberikan izin penyelidikan atas aparat pemerintah. Dari sana kemudian akan dikeluarkan sanksi disiplin adminsitratif.
Kasus yang diselidiki antara lain penembakan gas air mata atas Ceyda Sungur, seorang wanita demonstran “berbaju merah” di Lapangan Gezi, pada 28 Mei silam.
Menurut petugas penyelidik, sejumlah polisi berpangkat tinggi terlibat dalam kasus kekerasan polisi itu. Pasalnya, mereka yang memberikan lampu hijau agar polisi menggunakan tongkat pemukul, jenis alat yang tidak termasuk dalam daftar alat yang boleh dipergunakan oleh polisi.
Pelanggaran lain yang dilakukan polisi termasuk tidak menggunakan jaket yang menunjukkan bahwa polisi berpakaian preman itu adalah aparat keamanan. Pejabat polisi juga dianggap gagal mencegah demonstran membakar kantor AKP di Izmir.
Istanbul dilanda demonstrasi massa besar menyusul rencana pemerintah untuk membangun pusat perbelanjaan (shopping mall) di kawasan hijau Taman Taksim Gezi. Rakyat marah, karena saat ini saja Istanbul kekurangan ruang terbuka hijau yang bisa dipergunakan oleh masyakat umum dari berbagai kalangan. Selain bersejarah, Taman Taksim Gezi selama ini dikenal sebagai taman rakyat, yang tidak dikuasai oleh para pemilik modal besar.*