Hidayatullah.com—Sabah Al Sakkari, seorang wanita anggota sayap politik Al Ikhwan Al Muslimun, Partai Kebebasan dan Keadilan, mengajukan diri untuk menjadi pengganti ketua partai Muhammad Mursy, yang mengundurkan diri karena menjabat presiden Mesir.
Sakkari menyangkal tuduhan yang mengatakan pencalonannya hanya untuk menghiasi citra Al Ikhwan, yang kerap dituding mendiskriminasikan wanita.
“Saya tidak akan pernah menerima partai ini (PKK) atau kelompok ini (Al Ikhwan) memanfaatkan saya sebagai dekorasi, sehingga orang dapat berkat bahwa Partai Kebebasan dan Keadian adalah partai pertama yang mencalonkan wanita untuk duduk sebagai ketua, karena itu bertentangan dengan prinsip saya,” katanya kepada Al Arabiya (3/10/2012).
Sakkari menjelaskan bahwa dalam Partai Keadilan dan Kebebasan, wanita memiliki peran yang sama dengan anggota pria dalam kegiatan politik.
Wanita itu berkata, jika terpilih menjadi anggota dirinya tidak akan pernah mengambil keputusan sendiri dan senantiasa akan berkonsultasi dengan partainya.
Saat ditanya apakah pencalonannya merupakan upaya membuka jalan mendapatkan kesempatan menjadi pemimpin Mesir, sebagaimana yang dialami Muhammad Mursy, Sakkari menjawab bahwa ulama Muslim berbeda pendapat mengenai presiden wanita.
“Namun demikian, mereka sepakat bahwa wanita tidak boleh menjadi khalifah. Tapi tidak ada bukti yang mengatakan bahwa wanita tidak dapat memimpin dalam sebuah negara Muslim.”
Sakkari mengatakan tidak keberatan mencalonkan diri jadi presiden jika partainya setuju dengan pencalonannya.
Disinggung soal politisi wanita Al Ikhwan yang harus meminta izin sebelum menjabat suatu posisi politik, Sakkari menegaskan bahwa meminta persetujuan berbeda dengan konsultasi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Saya tidak akan pernah mencalonkan diri atau memegang jabatan apapun tanpa memberitahu suami saya. Tapi dalam hal ini saya berkonsultasi dengannya dan bukan mencari izinnya terlebih dahulu sebelum saya memulai aktivitas politi,” paparnya.
Sakkari adalah seorang sarjana bidang farmasi. Dia menikah dengan seorang profesor di fakultas kedoteran hewan. Sakkari memiliki empat orang anak. Dia menjabat ketua Komite Wanita di pengurus pusat partai yang bermarkas di Kairo.*