Hidayatullah.com—Stasiun televisi Norwegia, NRK, berhasil mengunggap adanya chat forum yang digunakan oleh para pedofil dari negara-negara di kawasan Skandinavia untuk menikmati dan membahas hal-hal seputar seksualitas anak.
Tulisan ini sengaja kami turunkan bukan untuk mengumbar seksualitas dan kebejatan moral, tetapi sebagai peringatan bahwa ada pedofil yang mengancam keamanan anak-anak di lingkungan kita. Di Indonesia sendiri banyak terjadi kasus pedofilia dengan pelaku orang-orang asing atau wisatawan mancanegara, terutama di daerah-daerah tujuan pariwisata.
Sebagaimana dilansir The Local hari Rabu (13/5/2015), situs tempat berkumpulnya kaum pedofil tersebut hanya menerima anggota dari Denmark, Swedia dan Norwegia. Pedofil Inggris yang ingin bergabung tidak diperbolehkan.
Para pedofil pengguna situs, konon katanya mencapai lebih dari seribu orang, saling berbagi foto (tidak selalu vulgar atau porno) anak-anak perempuan yang belum mencapai pubertas, dan kadang anak laki-laki, serta secara terbuka mendiskusikan preferensi seksual mereka dan kehidupanya sebagai seorang pedofil.
“Selamat datang di Scandi Land,” begitu bunyi sambutan di layar monitor kepada pengguna baru yang diberikan kunci akses dengan pengamanan berlapis. “Forum ini adalah tempat diskuski untuk para pedofil, hebefil (orang yang tertarik dengan orang yang jauh lebih tua) dan semua orang yang ingin berpartisipasi dalam debat. Semuanya diterima, namun dengan syarat penggunanya menggunakan bahasa Nordik. Bahasa Inggris tidak diperbolehkan.”
Di dalam situs itu, wartawan NRK mendapati sebuah survei yang diberi judul “sejauh mana kamu berani melakukannya”, yang mana 43 persen responden menjawab bahwa bagi mereka tidak masalah untuk menggauli seorang bocah lewat lubang kemaluan (vagina) maupun anus (dubur).
“Jika anak itu menerimanya, saya akan melakukan segala cara: seks secara oral/ana/lvagina dan apapun yang kami inginkan,” kata 70 dari 235 orang yang menjawab pertanyaan itu, atau sepertiga responden.
Sembilan persen responden (21 orang) menjawab berani melakukan penetrasi seksual ke dubur si anak jika mereka tidak melakukan perlawanan aktif, dan 21 orang juga berani melakukan penetrasi ke vagina anak jika mereka tidak melawan. Sementara 4 persen responden menjawab lebih nekat, yang mana mereka menyatakan akan melakukan penetrasi itu meskipun si bocah menolak atau melawannya.
Seorang editor program di NRK, Lars Kristiansen, memutuskan bahwa wartawan-wartawannya harus mempublikasikan materi-materi yang mereka temukan dalam situs tersebut, karena sebagian penggunanya mengakui melakukan serangan seksual terhadap anak-anak.
Seorang pria dari Norwegia bernama pengguna “Svein” mengaku memiliki pengalaman berhubungan seksual dengan anak-anak perempuan berusia antara tujuh dan delapan tahun.
Seorang pria dari Denmark berbagi cerita tentang pengalamannya mencium seorang anak perempuan berusia kira-kira 9 tahun. Pria itu bilang, “bocah perempuan itu menikmatinya”. Sementara pengelola situs yang menulis dalam bahasa Denmark mengatakan tindakan laki-laki tersebut “merupakan perilaku sangat normal di kalangan semua pria. Kita memperhatikan mereka yang menurut kita cantik.”
Seorang pria asal Swedia yang menggunakan nama “Ayah Swedia” mengaku dirinya memproduksi pornografi anak kategori HC (hardcore) dengan obyek seksual anak-anak perempuan berusia antara 3 hingga 11 tahun.
Seorang pria dari Norwegia mengaku saat ini sedang absen dari melakukan hubungan seksual apapun, atau mendekati anak-anak.
“Aturan moral saya saat ini adalah saya tidak melakukan kegiatan seksual apapun terhadap anak-anak. Resikonya, baik untuk saya maupun si anak, terlalu tinggi di masyarakat sekarang ini. Tetapi jika si anak bersedia dan mengambil inisiatif, maka saya tidak menjamin 100 persen akan menolaknya. Saya, bagaimana pun, hanyalah seorang manusia,” kata orang tersebut beralasan.*