Hidayatullah.com--Berkaitan dengan isu agar Negara meminta maaf kepada Partai Komunis Indonesia (PKI), pimpinan Pondok Modern Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal, menyatakan bahwa memafkan anak cucuk PKI boleh saja, tapi jangan lupakan sejarah kekejaman PKI.
“Memaafkan anak cucu PKI yang tidak terlibat boleh saja, tetapi tidak boleh melupakan kejahatan pendahulunya yang secara langsung terlibat”, ujarnya pada sambutan acara Talk Show Mewaspadai Bahaya Laten PKI di Hall Cios Unida Gontor, Rabu 27/9.
Ia menegaskan, PKI adalah musuh yang nyata umat Islam, ia bahaya laten. Kita tidak boleh terlena dengan berbagai macam gerakan dan tipu dayanya.
Acara Talk Show ini sendiri diadakan oleh DEMA (Dewan Mahasiswa) Unida Gontor dan mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Unida dalam rangka memperingati kembali sejarah pemberontakan PKI pada 30 September 1965.
Sofi Mubarok, Lc, MA, dosen sosial politik Unida menjadi pemateri dalam acara tersebut.
“Memahami komunisme tidak cukup hanya luarnya saja tapi lebih kepada arus dan gelombang latennya yang jauh lebih berbahaya daripada konsep yang diketahui oleh orang kebanyakan saat ini”, ujar Sofi Mubarok.
Selain Talk Show, acara tersebut juga dirangkai dengan cara nonton bareng film PKI.
“Acara ini merupakan salah satuacara yang mengisi rentetan peringatan hari bersejarah tanah air tercinta disaksikan dengan penuh penghayatan serta antusiasme mahasiswa Unida,” komentar salah satu mahasiswa.*/Kiriman Usmanul Hakim