Hidayatullah.com—Pemerintah Bahrain memanggil duta besarnya untuk Iran, hari Kamis waktu setempat, sekaligus meminta Dubes Iran di Bahrain untuk meninggalkan negeri itu dalam kurun waktu 72 jam karena dianggap mencampuri urusan dalam negeri Negara Teluk itu, lapor lapor Al Arabiya News Channel.
Dalam waktu bersamaan, pemerintah Bahrain juga mengusir Kuasa Usaha Ad Interim Iran di Bahrain, Muhamad Ridha Babai.
Langkah ini diambil sehari setelah pihak berwenang Bahrain menahan beberapa orang yang diduga mempunyai hubungan “teror” dengan Negara Iran.
Sebelumnya, Rabu, (30/09/2015), aparakt keamanan Bahrain telah menemukan senjata api, granat, dan 1,5 ton bahan peledak C4 di bawah tanah sebuah rumah di daerah Nuwaidrat, dalam sebuah penyergapan.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Kamis, Menteri Luar Negeri Bahrain menyebut Iran telah melakukan “percobaan untuk memicu ketegangan sekte” dan “kerap ikut campur urusan internal Bahrain”.
Menlu juga menuduh Iran atas tindakan “mendukung vandalisme, terorisme, dan kekerasan melalui kampanye media yang menyesatkan dan mendukung kelompok ‘teroris’ dengan memberi bantuan penyelundupan senjata, bahan peledak, dan menyembunyikan buronan criminal,” demikian lapor Al Arabiya.
Bahan peledak yang ditemukan pada hari Selasa itu ditengarai cukup untuk menghancurkan Ibu Kota Bahrain, Manama, lapor media pemerintah, The Bahraini News Agency.
Sementara itu, Syeikh Khalid bin Ahmad bin Mohammad al-Khalifa mendesak Iran untuk menahan diri dari campur tangan urusan internal Negara lain dan ia juga mengatakan bahwa Negeri Syiah tersebut harus berhenti seperti apa yang ia istilahkan dengan “dualisme” (bermuka dua) antara ucapan dan tindakan, lapor the Bahraini News.
Seperti diketahui, Bahrain telah menahan 5 tersangka yang diduga memiliki hubungan dengan Iran terkait pengeboman yang telah menewaskan 2 polisi di Sitra, sebuah desa di Bahrain bulan Juli lalu.*Karina Chaffinch