Hidayatullah.com–Gabungan komponen umat Islam Balikpapan menggagalkan kegiatan Syiah bertema “Khaul Husain Cucu Nabi Muhammad” di gedung Balai Sudirman Balikpapan hari Sabtu (24/10/15) kemarin.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Yayasan Azzahra ini direspon dengan aksi turun jalan ratusan umat Islam dari berbagai ormas Islam, komunitas dan mahasiswa yang datang langsung ke lokasi acara guna meminta kegiatan ini dibubarkan.
Sebelumnya, atas undangan Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Balikpapan, selepas sholat Zhuhur, atau 90 menit sebelum perayaan Asyuro yang rencananya akan berlangsung pada pukul 14.00 tersebut diselenggarakan, atau ratusan umat Islam telah berkumpul di masjid Istiqomah untuk melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap acara itu.
Pantauan hidayatullah.com, acara penolakan ini tidak menimbulkan bentrok dan tindakan anarki.
“Tujuandari aksi ini adalah untuk menggagalkan Khaul Husain, bukan untuk membuat keributan. Jaadi mohon jangan sampai terpancing,” ujar Ketua ANNAS Balikpapan, Fadjar Shodiq mengingatkan.
Juga tampak dari masjid tersebut beberapa orang yang sibuk melakukan negosiasi-negosiasi dengan pihak pemerintah dan aparat untuk membubarkan acara Syiah tersebut.
Seperti disampaikan Iskandar, Ketua DKM Masjid Istiqomah yang juga berperan sebagai negosiator ke pemerintah dan aparat, alasan aparat enggan membubarkan acara tersebut dikarenakan pihak penyelenggara (Yayasan Azzahra) telah menyewa gedung tersebut.
“Kami mengikuti perintah atasan pak,” ujar Iskandar meniru penanggung jawab gedung milik TNI tersebut seperti ditirukan Iskandar.
Harapan umat Islam untuk membubarkan acara itu muncul ketika pihak aparat berjanji mampu untuk membubarkan acaranya, dengan jaminan umat Islam tidak datang ke lokasi acara dan tetap berada di tempat (masjid Istiqomah).
Setelah beberapa saat diketahui bahwa ternyata acara tetap terlaksana, pukul 13.45, umat Islam akhirnya bergeser dari masjid Istiqomah menuju ke lokasi acara.
Ketua ANNAS kota Balikpapan, Fadjar Shadiq, menuturkan bahwa aksi yang dilakukan umat Islam ini merupakan hasil dari sikap ketidaktegasan aparat keamanan yang sebelumnya berjanji akan membubarkan kegiatan tersebut. Janji itu diutarakan melalui percakapan lewat telepon seluler.
“Kami disuruh menahan diri untuk tidak datang ke lokasi selama 15 menit, katanya pihak mereka akan membatalkan kegiatan tersebut. Tapi ternyata kegiatan tidak jadi dibatalkan dan tetap berjalan, akhirnya kami langsung ke lokasi,” ujarnya.
Di lokasi, aparat dari TNI telah berjaga-jaga di depan gerbang gedung Balai Sudirman dan menghadang warga masuk. Tidak berapa lama berselang, puluhan mobil truck polisi dan TNI lengkap dengan personel dari masing-masing datang ke lokasi.
Warga dan komponen umat Islam dengan sabar berdiri sambil terus menekan aparat dari kepolisian dan TNI supaya membubarkan acara tersebut.
Keadaan sempat memanas ketika dari dalam gedung terdengar suara teriakan “Labbaika Ya Husain” yang dipekikan beberapa pria.
Pekikan tersebut dibalas dengan pekikan takbir “Allahu Akbar” dari warga dan komponen umat Islam.
Tampak beberapa massa geram dan mencoba untuk maju, untung saja ketika itu massa berhasil ditenangkan oleh Fadjar dan aparat.
Seorang pria berwajah khas Persia yang diduga sebagai provokator yang meneriakkan kalimat “Labbaika Ya Husain” akhirnya digelandang polisi dan dimasukkan ke mobil tahanan.
Acara akhirnya berhasil dibubarkan oleh aparat setelah berbicara dengan pihak penyelenggara dan juga tekanan dari umat Islam.
Untuk menghindari bentrok yang tidak diinginkan, para pengikut Syiah yang hadir akhirnya dievakuasi oleh aparat dengan menggunakan lima truk polisi dan 2 truk serta sebuah bus TNI.*/Rizky