Hidayatullah.com—Carlos Alberto Rosales-Mendoza, pendiri salah satu kartel narkoba di Meksiko yang paling bengis telah tewas dibunuh.
Dilansir BBC Selasa (29/12/2015), mayat Rosales-Mendoza ditemukan bersama tiga mayat lain di jalan tol di wilayah barat Meksiko.
Keempat korban itu mati karena tembakan senjata api, kata pakar forensik.
Rosales-Mendoza, 52, merupakan salah satu pendiri La Familia Michoacana, sebuah kartel narkoba yang memiliki reputasi sebagai kelompok paling bengis yang mengklaim dirinya sebagai pembela nilai-nilai keluarga dan agama.
Pimpinan kartel narkoba itu tercantum dalam daftar orang paling dicari aparat penegak hukum Amerika Serikat dari Drug Enforcement Agency (DEA).
Ahli forensik mengatakan keempat orang itu disiksa dan dibunuh di tempat lain sebelum mayat mereka dibuang di kawasan parkir jalan tol di negara bagian Morelia.
Tidak jelas siapa yang berada di balik pembunuhan tersebut.
Rosales-Mendoza diyakini terlibat dalam penyelundupan dan perdagangan narkoba sejak tahun 1980-an di negara bagian Michoacana.
Karirnya di dunia narkoba merangkak naik dari geng narkoba kelas lokal menjadi tokoh kartel yang menjalin aliansi dengan Gulf Cartel (CDG) dan Los Zeta.
Pada tahun 2000 Rosales-Mendoza mendirikan organisasinya sendiri, yang dinamakan La Familia Michoacana, merujuk pada nama negara bagian tempat di mana markasnya berada.
La Familia menjadi sebuah kelompok bandit yang berkuasa di Michoacan. Para anggota kartelnya menyelundupkan dan memperdagangkan narkoba, tetapi mendesak mereka untuk tidak menggunakannya.
Kartel La Familia mengklaim diri sebagai pembela orang-orang miskin dan mempertahankan nilai-nilai tradisi keluarga.
Pembunuh bayarannya alias tukang eksekusi kartel itu mengatakan mereka memiliki “wewenang dari Tuhan” untuk membunuh dan membantai musuh-musuhnya, termasuk anggota geng rivalnya.
Rosales-Mendoza diyakini telah melatih orang-orang yang kemudian dikenal sebagai orang-orang kuat dalam bisnis narkoba di Meksiko, seperti Servando “La Tuta” Gomez, Enrique “El Kike” Plancarte, Nazario Moreno dan Dionicio “El Tio” Loya Plancarte.
Pada tahun 2004, Rosales-Mendoza mengatur serangan bersenjata atas sebuah penjara berpenjagaan super ketat guna membebaskan seorang sekutunya dari Gulf Cartel.
Ketika itu anak-anak buahnya berhasil mengeluarkan 25 narapidana. Namun, Rosales-Mendoza ditangkap dengan tuduhan sebagai otak serangan tersebut dan harus meringkuk dalam sel selama 10 tahun.
Sementara Rosales-Mendoza mendekam dalam penjara, orang-orang yang pernah dilatihnya mendirikan kartel sendiri, yang mereka namakan Knights Templar.
Kartel Knights Templar mengklaim mengikuti jejak pasukan Kristen di era Abad Pertengahan yang juga memiliki nama sama. Kelompok bandit narkoba yang meniti ajaran Kristen itu tidak lama kemudian menjadi salah satu incaran utama aparat keamanan Meksiko.
Polisi mengatakan kartel itu telah dilumpuhkan, setelah semua keempat pemimpin utamanya ditangkap atau terbunuh dua tahun silam.
Pihak keamanan khawatir Rosales-Mendoza akan berusaha membangkitkan lagi kerajaan narkobanya setelah keluar penjara pada tahun 2014.*