Hidayatullah.com– Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) belum lama ini merilis daftar “19 pesantren radikal yang mengajarkan terorisme”.
Direktur Aliansi Indonesia Damai (AIDA), Hasibullah Satrawi, mengkritik stigmatisasi pesantren yang disebut BNPT radikal dan mengajarkan terorisme.
“Saya rasa aparat harus betul-betul berhati-hati dan jernih dalam melihat. Pesantren itu tidak pernah menjadi masalah bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya dalam jumpa pers di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta, Selasa (16/02/2015).
Bahkan, lanjut Hasibullah, pesantren merupakan rahim bagi NKRI. Jadi, yang dulu melahirkan negara dalam wadah NKRI ini adalah para santri.
“Kalaupun ada satu pesantren yang bermasalah, maka jangan sampai mengganggu mayoritas pesantren yang melahirkan sejarah bangsa ini,” kata Hasibullah.
Karena itu, ia meminta aparat supaya mengeluarkan pernyataan yang terukur dan tidak bias. Sebab jika bias dan tak terukur, dapat menimbulkan kesan atau pengertian bahwa pesantren adalah masalah bagi bangsa Indonesia.
“Saya rasa tidak ada pesantren yang justru menjadi masalah bagi bangsa ini. Walaupun memang ada beberapa orang yang menamakan diri sebagai alumni pesantren lalu terlibat dalam aksi terorisme. Saya kira itu kesalahan oknumnya, bukan menjadi bagian dari pesantren itu sendiri,” pungkasnya.*