Hidayatullah.com – Sekolah sejarah dan peradaban Islam (SSPI) angkatan 2 yang di selenggarakan oleh komunitas Omah Peradaban sukses menyelenggarakan kuliah perdana di gedung auditorium X Fakulitas Ilmu Pengetahuan dan Budaya, Universitas Indonesia (FIB-UI), Sabtu (02/04/16) pagi.
Komunitas yang bergerak di bawah Iqra’ Al-Fatih Institute ini juga bekerjasama dengan Forum Amal dan Studi Islam (FORMASI) Lembaga Dakwah Fakultas (LDF).
Turut hadir Dr. Abdurakhman selaku Ketua Departemen Sejarah FIB UI sebagai pemateri dalam kuliah perdana tersebut.
Dr. Abdurakhman menyampaikan materi terkait “Urgensi Memahami Sejarah Peradaban Islam dan Pengantar Metodelogi Sejarah”, sehingga bisa dijadikan sebagai acuan dalam memahami sejarah itu sendiri. Abdurakhman menyatakan, sejarah itu harus mempunyai data dan sumber yang valid dan jelas.
“Dalam ilmu sejarah, adanya sumber dan data yang valid itu merupakan suatu hal yang pokok. Apapun itu, kalau tidak ada sumber tidak boleh diceritakan,” jelas dosen sejarah yang biasa di sapa mas Maman ini.
Di lain pihak, Pendiri Komunitas Omah Perdaban, Agastya Harjunadhi memberikan sambutan di awal acara. Agas mengungkapkan keprihatinannya terhadap generasi yang krisis wawasan dan pengetahuan sejarah.
“Sekolah ini didirikan karena keprihatinan kita terhadap generasi kita yang krisis wawasan dan pengetahuan sejarah, padahal sejarah itu sendiri mempunyai porsi terbanyak dalam Al-Qur’an,” ujar lelaki yang kini tengah menempuh program Pascasarjana di Universitas Ibnu Khaldun ini.
Agas juga menjelaskan begitu banyaknya distorsi sejarah saat ini, “Begitu banyak distorsi sejarah saat ini, dan Indonesia merupakan negara terbesar dalam pendistorsian sejarah”, tambahnya di hadapan 90 peserta.
Acara ini diikuti dari berbagai kalangan, dari siswa SMP, Mahasiswa S1, S2, S3 sampai mereka yang sudah berstatus orang tua.*/kiriman Ali Muhtadin