Hidayatullah.com- Di tengah hingar-bingarnya pemberitaan oleh media mengenai kasus peredaran vaksin palsu. Ahli Herbal dr. Mohammad Ali Toha Assegaf berharap agar kasus tersebut tidak berlarut-larut dan menjadi isu untuk saling tutup-menutupi satu sama lainnya.
“Untuk itu, harus segera dicarikan solusinya baik itu jangka pendek, menengah maupun jangka panjang,” katanya saat dihubungi hidayatullah.com belum lama ini.
Untuk jangka pendek, menurut Penemu Metode Smart Healing ini, solusinya adalah pasien yang sudah divaksinasi menggunakan vaksin yang diduga palsu, harus segera divaksinasi ulang. Sementara itu, untuk jangka menengahnya yaitu dengan melakukan operasi di seluruh rumah sakit Indonesia. Hal ini bertujuan untuk melihat pengadaan vaksin apakah sudah benar atau belum.
“Jika pengadaan belum benar maka, kita bisa mengetahui apa penyebabnya. Selama ini ada kemungkinan karena kekosongan vaksin. Jika demikian, biofarma sebagai produsen vaksin harus menggenjot produksinya.
Jangka panjangnya yaitu selama vaksin masih dibutuhkan maka, pihak rumah sakit atau pemerintah harus membuat perencanaan. Sebab, pemerintah bisa memprediksi kelahiran balita yang wajib divaksinasi setiap tahunnya dengan perhitungan dan rumus yang sudah ada. Dari situ, pemerintah seharusnya bisa membuat perencaan kebutuhan vaksin yang secara rutin wajib diberikan kepada balita.
“Sepertinya perencanaan seperti ini tidak berjalan,” ujarnya.
“Jika semua langkah ini dikerjakan dengan kepala dingin, kasus peredaran vaksin palsu in sya Allah bisa segera diselesaikan. Jangan mudah menarik kesimpulan, kemudian menghukumi orang tetapi, masalahnya justru nggak kunjung selesai,” tutupnya seraya mengingatkan.*