Juga ada nama Zulfan Lindan. Setelah loncat dari PDIP, pria kelahiran Aceh 1 November 1956 saat ini dikenal sebagai politisi dari Partai Nasdem untuk Daerah Pemilihan Aceh II, dan masuk menjadi bakal calon anggota DPR RI. Saat di PDI-P, ia sempat menjadi anggota Komisi IX DPR . Tahun 2014, dia bakal maju sebagai caleg Partai Nasdem.
Ada punya nama Dr. Abdurrahman Abdullah yang dikenal juga dengan nama Dr.Abdurrahman Bima, tokoh Syiah yang menggeluti dunia perpolitikan dengan menjadi kader Partai Demokrat. Abdurrahman Bima kini menjabat sebagai anggota komisi VI DPR RI dan menjadi ketua kelompok komisi VI fraksi Partai Demokrat.
Juga ada nama Dedy Djamaluddin Malik, nama yang ikut disebar-sebarkan di internet sebagai pendukung Syiah. Pria kelahiran Bandung, 25 Desember 1957 itu sempat terpilih sebagai anggota DPR RI (2005 – 2009) dari daerah pemilihan Bandung II dan menjadi anggota Komisi I (Hankam, Luar Negeri dan Informasi) pada Fraksi F-PAN.
Pada Pemilu 2014 ini, Dedy Djamaluddin Malik dicalonkan kembali oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dari daerah pemilihan Jawa Barat I (Kota Bandung dan Cimahi) pada nomor urut 2.
Masuknya kader-kader Syiah di parlemen menurut Ketua Dewan Syuro Ahlul Bait Indonesia (ABI) Umar Shahab bukan hal mengagetkan. Sebab mereka sudah lama telah masuk.
“Sejak periode lalu, sudah ada tokoh syiah masuk ke DPR,” kata Umar kepada JurnalParlemen, Selasa (14/05/2013).
Bahkan secara personal, katanya, banyak kader yang ikut memberi dukungan ke kelompok Syiah. Mereka tersebar dari PPP, PAN, PKB hingga PKS. “Tapi ini bukan bentuk cantolan politik. Dan tidak harus partai Islam,” katanya lagi.
Jalaluddin calon Menag?
Dukungan pada Syiah ini nampaknya akan makin berkibar tak hanya melalui personal-personalnya di parleman. Mengingat beberapa kalangan LSM, aktivis liberal (bahkan tokoh agama yang pendapatnya menyelisihi ijma’ ulama menyangkut kesesatan Syiah) kini sudah mulai terang-terangan menyatakan dukungannya.
Adalah Direktur LSM Moderate Moslem Society (MMS) Zuhairi Misrawi yang sempat menjawab secara “malu-malu” dengan mengatakan, jika PDI-P menang dalam Pemilu 2014, Jalaluddin Rakhmat akan diusung menjadi Menteri Agama (Menag) nya.
“Maka saya mengatakan, suatu saat mungkin dari Syiah yang menjadi calon menteri agama. Tetapi itu kan otoritas presiden, bukan otoritas saya. Saya ini siapa,” katanya. (Zuhairi: “Saya Katakan, Suatu Saat mungkin dari Syiah”, hidayatullah.com, Jum’at, 21 Februari 2014).
Bahkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Din Syamsuddin sendiri sudah lama “melindungi” Syiah.
“Jangan dibesar-besarkan, karena sesungguhnya tidak ada apa-apa tapi menjadi membahayakan jika terus diprovokasi. Saya minta negara segera hadir berperan untuk menangani masalah ini. Selain itu juga para ulama harus segera turun tangan,” kata Din kepada wartawan usai menghadiri penganugerahan gelar Doktor (HC) untuk Karni Ilyas di kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sabtu (28/09/2013), dikutip detik.com.
Apalagi ketika pada Kamis (20/03/2014) siang, Capres PDIP yang juga Gubernur DKI Joko Widodo didaulat menjadi imam sholat Zuhur di Masjid PP Muhammadiyah dan yang menjadi makmumnya adalah Dr Din Syamsuddin. Banyak kalangan menilai, sinyal ini pertanda dukungan Din pada Jokowi sebagai presiden. Isu santer lain mengatakan, PDI-P tengah mendekati Muhammadiyah guna melamar Din sebagai Wapresnya.
Bagaimana nasib bangsa dan bagaimana ‘unjuk gigi’ Syiah selanjutnya bila PDI-P menang dan Jokowi jadi presiden? Apalagi jika benar-benar disandingkan dengan Dr Din Syamsuddin. Dan apakah benar PDI-P akan menjadikan Jalaluddin Rakhmat sebagai Menteri Agama (Menag)? Wallahu a’lam.*
Penulis peminat masalah gazwul fikri di media massa