Hidayatullah.com–Meski Indonesia berpenduduk mayoritas Muslim, tetapi bukan berarti bank-bank syariah di Indonesia kebanjiran nasabah. Menurut Direktur Resiko dan Kepatuhan BNI Syariah, Acep Riana Jayaprawira, masyarakat Indonesia yang saat ini menjadi pengguna bank syariah hanya sekitar 15 persen.
“Ironis memang. Tapi ini merupakan tantangan bagi bank-bank syariah di Indonesia,” kata Acep dalam Workshop ‘Untung Rugi Investasi Emas di Perbankan Syariah’ yang diselenggarakan Jurnalis Ekonomi Syariah (JES) di Wisma Antara, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2013) pagi.
Untuk itu, kata Acep, bank-bank syariah dituntut untuk terus berinovasi dalam menciptakan produk-produk yang ditawarkan ke masyarakat.
“Setiap bank syariah harus mampu menciptakan produk yang berbeda dengan bank syariah lainnya. Kalau tidak, maka ini akan membuat produk tak dilirik masyarakat,” jelas Acep.
BNI Syariah, lanjut Acep, juga terus melakukan berbagai inovasi. Salah satu produk yang ditawarkan BNI Syariah adalah menabung emas bagi masyarakat bawah.
“Emas hasil menabung ini bisa dijual nasabah bila ada keperluan. Misalnya untuk pergi haji,” tandasnya.
Untuk produk pembiayaan emas ini BNI Syariah menargetkan Rp. 300 miliar untuk tahun pertama.*