Hidayatullah.com– Iring-iringan mobil yang membawa bantuan untuk pengungsi Rohingya terhenti di sekitar Court Bazar, Kutapalong, Bangladesh, Senin (23/10/2017).
Antrean kendaraan yang didominasi truk pembawa bantuan dan mobil pribadi macet mengular, sepanjang kira-kira 2 kilometer.
Tidak seperti hari-hari sebelumnya dimana jalanan sepi dan tidak macet. Wartawan hidayatullah.com yang tengah berada di lokasi bertanya kepada Murad, mitra lokal yang semobil.
“Ada apa tumben macet?” dengan bahasa Inggris.
Baca: IHA Beberkan Penyakit yang Menyerang Pengungsi Rohingya
Murad yang fasih bicara bahasa Inggris mengatakan kepada kami, ada rombongan Kerajaan Yordania yang sedang berkunjung dan memberikan bantuan ke kamp pengungsian Rohingya.
“Jalan ditututup sementara, Ratu Yordania sedang berada di kamp pengungsi,” ucap Murad.
Karena cuaca cukup panas, awak media ini memutuskan keluar mobil. Tampak antrean panjang kendaraan. Kemacetan tersebut berlangsung sampai 90 menit.
Berdasarkan penelusuran, hari itu Ratu Yordania Rania Al-Abdullah memang sedang berada di kamp pengungsian Rohingya.
Ratu Yordania berkunjung sebagai salah satu anggota Komite Penyelamatan Internasional (International Rescue Committee/IRC) dan sebagai utusan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca: Dari Myanmar ke Bangladesh, Pengungsi Rohingya 15 Hari Jalan Kaki
Kunjungannya itu dalam rangka mendesak dunia internasional supaya melakukan peningkatan bantuan kemanusiaan di beberapa kamp pengungsian Rohingya di Cox’s Bazar.
Kedatangan istri Raja Yordania Abdullah II ini disambut antusias oleh para pengungsi Rohingya. Ia bahkan menyapa anak-anak Rohingya di sekolah darurat yang didirikan UNICEF di kamp Kutupalong, Ukhia, Bangladesh, Senin (23/10/2017) itu.
Ratu Rania meminta masyarakat internasional untuk menanggapi “secara efektif, cepat, dan murah hati” untuk meringankan penderitaan etnis Muslim Rohingya, dan menolak kelambanan dunia internasional dalam menghadapi “apa yang disebut orang sebagai pembersihan etnis Muslim Rohingya”.
“Dengan tidak menghormati atau memperhatikan prinsip-prinsip hukum kemanusiaan dan internasional, diskriminasi dan penganiayaan terhadap etnis minoritas Rohingya terus berlanjut.”
Ratu Rania menyampaikan pernyataannya kepada pers saat berkunjung ke Kamp Pengungsi Kutupalong di distrik Cox’s Bazar itu.*