Hidayatullah.com– Pemuda kembar yang tewas diberondong peluru di luar sebuah bank di Kanada Juni 2022 ini telah merencanakan serangan bertahun-tahun, dengan tujuan membunuh sebanyak mungkin aparat kepolisian.
Penyelidikan yang dilakukan oleh unit kejahatan besar terintegrasi wilayah Vancouver Island mendapati bahwa Isaac Auchterlonie dan kembarannya Matthew sengaja mendatangi kawasan bank di Victoria, British Columbia, pada 28 Juni 2022 dengan mengenakan baju anti peluru dan membawa senjata api semi-otomatis.
Pemuda kembar berusia 22 tahun itu memiliki pandangan anti-pemerintah dan anti-polisi yang kuat dan tidak berharap tetap hidup ketika baku-tembak dengan aparat, kata polisi.
“Dipastikan bahwa tujuan utama para tersangka adalah menembak dan membunuh petugas kepolisian sebagai bentuk penentangan mereka terhadap regulasi pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan kepemilikan senjata api,” kata kata Cpl Alex Bérubé dari Royal Canadian Mounted Police dalam konferensi pers di Departemen Kepolisian Saanich hari Jumat (20/1/2023), lapor Associated Press.
Ketika kembar itu meninggal bank, sejumlah anggota tim tanggap darurat wilayah Greater Victoria, yang berada di kawasan itu untuk keperluan tugas lain yang tidak berkaitan dengan kasus tersebut, memasuki area parkir untuk membantu petugas yang sedang berusaha menghadang kedua pemuda itu, kata pihak kepolisian.
Enam petugas terluka dalam baku-tembak. Laporan sebelumnya menyebutkan polisi melepaskan sebanyak 100 tembakan ke arah tersangka, menewaskan keduanya.
Bérubé mengatakan kedua bersaudara itu telah merencanakan “tindak kekerasan ekstrem” sejak 2019 dan aslinya menginginkan penembakan dilakukan pada pertengahan 2023.
Mereka memutuskan untuk memajukan tanggal rencana aksinya setelah mereka mengetahui harus pindah keluar dari rumah yang mereka tempati bersama ibunya.
“Para tersangka menyimpulkan bahwa mereka tidak dapat memindahkan simpanan senjata-senjata mereka ke lokasi baru tanpa menarik perhatian, dan karena itu memilih lokasi bank tersebut secara acak,” kata Bérubé.
Di bagasi mobil mereka, polisi menemukan lebih dari 30 alat peledak rakitan, empat senjata api lain dan lebih dari 3.500 peluru.
Kembar itu memiliki izin kepemilikan senjata baik untuk senjata api untuk tipe yang terbatas maupun yang tidak terbatas, kata Bérubé.
Polisi mengatakan 22 staf dan pelanggan bank disandera oleh kedua pemuda itu selama 16 menit mereka berada di dalam bank. Menurut polisi orang-orang bukan target serangan dan hanya dijadikan sandera untuk menarik perhatian dan kedatangan petugas kepolisian, yang merupakan target sesungguhnya.*