Hidayatullah.com— Guru Besar Peradaban Arab International Islamic University Malaysia (IIUM) spesialisasi Kajian Peradaban Islam Sebelum Masehi, Prof Dr Solehah Yaacob mengatakan kesadaran akan warisan sejarah dan peradaban Melayu sangat penting untuk mengembalikan jati diri bangsa Melayu.
“Hal ini juga sangat penting agar anak-anak Melayu tahu bahwa Peradaban Melayu itu hebat tapi ditutupi oleh penjajah,” tegasnya dikutip laman local Malaysia, Samudera.
Ia mengatakan hal itu untuk menjawab pertanyaan mengapa pentingnya orang Melayu sebagai warisan sejarah dan budaya Melayu berkewajiban menghadiri Perayaan Hari Peradaban Melayu yang akan segera digelar di Malaysia.
Ia menjelaskan, faktanya, Peradaban Melayu ini dikenal sebagai Peradaban Champa-Melayu Kuno yang dimulai dari Funan, Thailand Selatan, Aceh hingga seluruh jajaran TitiBangsa/Titiwangsa Semenanjung Malaysia.
“Di mana itu telah diakui oleh sejarah dunia telah muncul sejak 1500 SM, tetapi informasi ini tidak ditemukan dalam buku-buku sejarah kita,” katanya.
Sementara menurutnya, yang tertulis di buku sejarah baru dimulai sekitar tahun 670 M tentang munculnya Kerajaan Sriwijaya.
Sedangkan kitab-kitab yang ditulis oleh para Orientalis hanya menceritakan sejarah yang baru dimulai sekitar abad ke-4 Masehi ketika menyebutkan kedatangan bangsa India dari Lembah Indus dan Tiongkok dari Daratan Tiongkok ke Tanah Melayu Dunia.
Padahal, kata Profesor Solehah Yaacob, Peradaban Melayu sudah dimulai sejak lama. Pertanyaannya, di mana data dari 1500 SM hingga akhir 1 Masehi?”
Dijelaskannya lagi, data itu ada tapi sudah dibuang guna menghilangkan identitas orang Melayu. Akibatnya, generasi Melayu baru tidak mengetahui sejarah nenek moyangnya.
Menurutnya, ini cukup berbahaya, melihat teknologi yang semakin cepat, tentu menenggelamkan siapa diri kita dan realitas nenek moyang kita di bumi. “Saya berharap para pengunjung yang menghadiri Perayaan Hari Peradaban Melayu dapat mengumpulkan fakta dan data sebanyak-banyaknya dari acara tersebut,” ujarnya.
Ia menambahkan, Peradaban Melayu Kuno sudah ada sejak lama. Bukti terbaru kawasan pertambangan Sungai Batu sudah ada sejak tahun 788 SM.
Bukti arkeologis ini juga menguatkan pernyataan di atas bahwa 1500 SM, Peradaban Champa-Melayu sudah ada. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama memulai langkah baru untuk mengetahui siapa kakek nenek kita dan apa garis keturunan asli kita.
“Agar tanah yang diinjak bukan milik orang,” tegasnya mengakhiri pembicaraan.*