Hidayatullah.com—Pemerintah Imarah Islam Afghanistan berusaha mengambil alih lebih banyak kedutaan Afghanistan di luar negeri di tengah kebijakan isolasi internasional yang sedang berlangsung dan penundaan pendidikan terhadap anak perempuan.
Menurut AP, juru bicara utama pemerintah, Zabihullah Mujahid, mengatakan bahwa pemerintahan Taliban ini mengirim diplomat mereka ke Iran, Turki, Pakistan, Rusia, China, Kazakhstan dan negara-negara Arab dan Afrika lainnya.
“Kami mengirim diplomat ke setidaknya 14 negara dan upaya sedang dilakukan untuk mengambil alih misi diplomatik lainnya di luar negeri, “ kata Zabihullah dalam sebuah video. “Diplomat bekas pemerintah terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri,” tambah dia.
Petarung tersebut awalnya menjanjikan aturan yang lebih moderat setelah pengambilalihan pada Agustus 2021 alih-alih memberlakukan larangan menyeluruh dan membatasi kebebasan dasar.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pemerintah asing juga mengecam keras kebijakan pembatasan pendidikan dan pekerjaan perempuan dan masyarakat internasional tetap waspada terhadap pengakuan resmi Taliban.
Namun, beberapa negara mempertahankan misi diplomatik aktif di Afghanistan termasuk Pakistan, Turki, Qatar, dan China. Februari lalu, pihak berwenang menyerahkan kendali kedutaan Afghanistan di Teheran kepada utusan pemerintah Taliban.
Itu sebelumnya dijalankan oleh utusan dari bekas pemerintah Afghanistan yang didukung AS. Wakil juru bicara pemerintah, Bilal Karimi, mengatakan dia tidak dapat segera memberikan angka jumlah perwakilan diplomatik aktif Afghanistan di luar negeri atau berapa banyak pemerintahan yang telah diambil alih sejak Agustus 2021.
“Ada banyak kedutaan di luar negeri. Imarah Islam (pemerintah Taliban) ingin menjalin hubungan diplomatik dengan semua negara dan bergerak maju dengan interaksi yang baik.*