Hidayatullah.com — Sejumlah Muslim Rohingya di Myanmar dilaporkan meninggal dunia akibat Topan Mocha yang melanda negara itu pada akhir pekan, lapor sejumlah kelompok kemanusiaan dan media.
Negara Bagian Rakhine, wilayah Muslim Rohingya, dihantam badai dengan angin berkecepatan hingga 210 kilometer per jam dan merobek atap-atap rumah serta membanjiri ibu kota negara bagian Sittwe.
Organisasi bantuan non-pemerintah Partners mengatakan di Twitter bahwa ada banyak kematian dan cedera, mengutip sumbernya di lapangan serta memposting video yang menunjukkan kerusakan.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban. Media pemerintah Myanmar, yang dikendalikan oleh rezim militer, melaporkan hanya tiga kematian pada hari Senin.
“Kami meningkatkan upaya tanggap kami untuk memberikan pasokan bantuan penting seperti beras dan terpal kepada komunitas Rohingya yang terkena dampak Topan Mocha semampu kami,” kata Partners dalam posting lain di Twitter.
Wilayah Myanmar barat adalah rumah bagi ratusan ribu Rohingya, minoritas teraniaya yang terus-menerus ditolak oleh pemerintah. Lebih dari satu juta orang tinggal di kamp-kamp yang luas di negara tetangga Bangladesh, setelah melarikan diri dari penindasan militer dalam beberapa tahun terakhir.
Portal berita Myanmar Now mengatakan 22 Rohingya tewas, mengutip warga.
Namun, seorang penduduk di daerah itu, yang menolak untuk diidentifikasi karena khawatir akan keselamatan mereka, mengatakan kepada Reuters bahwa lebih dari 100 orang Rohingya terbunuh, berdasarkan penilaian dari beberapa desa yang dia katakan telah dia kunjungi setelahnya.
“Ada juga begitu banyak orang hilang dari badai,” katanya. “Kami tidak menerima bantuan apa pun sejauh ini.”
Dua warga lain yang dihubungi oleh Reuters juga mengatakan sejumlah besar orang telah tewas, begitu pula sumber diplomatik yang tidak memberikan penjelasan tentang situasi tersebut.*