Hidayatullah.com – Daftar pemilih tetap (DPT) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) diduga bocor dibobol hacker (peretas). Hal tersebut diungkapkan seorang konsultan keamanan siber di sosial media X.
Teguh Aprianto, lewat akun X-nya @secgron, mengunggah foto yang memperlihatkan seorang hacker bernama “Jimbo” mengaku berhasil meretas situs kpu.go.id dan mendapatkan data DPT.
“Belum juga pemilu dan tau hasilnya gimana tapi data pribadi kita semua yang terbaru malah udah bocor duluan,” ujar Teguh dalam unggahan yang diposting pada 28 November.
Ia lantas menyindir pemerintah sambil men-tag beberapa akun X resmi lembaga terkait. “Sungguh berguna sekali kalian @kemkominfo, @BSSN_RI dan @KPU_ID,” sindirnya.
Hacker “Jimbo” membagikan 500 ribu data sampel tersebut di salah satu unggahannya di situs BreachForum, sebuah situs yang biasa dipergunakan untuk jual beli hasil peretasan. Sementara data DPT yang lebih banyak, sekitar 252 juta data, ia jual dengan harga USD 74 ribu atau sekitar Rp 1,2 miliar.
Melansir RRI, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha menyebut dari 252 juta data yang berhasil didapat Jimbo terdapat beberapa data yang terduplikasi.
“Di mana setelah Jimbo melakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data unik,” jelas Pratama.
Jumlah itu, menurut Pratama, hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dan di dalamnya memuat sejumlah data pribadi yang penting seperti NIK dan nomor KK.
Data DPT tersebut memuat Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor Kartu Keluarga (KK), nomor ktp (berisi nomor passport untuk pemilih yang berada di luar negeri). Berikutnya nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan.*