Hidayatullah.com—Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf mengungkapkan, bahwa Pengurus Nahdlatul Ulama mulai dari tingkat Pusat maupun Daerah, harus mengundurkan diri dari kepemimpinan di organisasi NU, jika turut terlibat dalam politik praktis.
Hal itu diungkapkan Yahya Cholil Staquf, seusai acara menyerahkan Surat Keputusan (SK) Pj. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, di Ballroom KH. Hasyim Asyari. Lt. 3 Gedung Kantor PWNU Jawa Timur. Jl. Masjid Al Akbar No. 9 Surabaya, pada Senin (15/1/2024).
“Yang penting pertama, kalau dia menjadi anggota Tim resmi, dia harus non aktif. Kalau dia menjadi calon legislatif atau calon apapun, kalau dia mandataris, dia harus mengundurkan diri,” tuturnya.
Ditegaskan pula oleh Yahya, bahwa yang bersangkutan juga tidak diperkenankan membawa NU sebagai lembaga atau organisasi, untuk kepentingan politik. “Dan tidak boleh menggunakan NU sebagai lembaga organisasi. Gak boleh mengatasnamakan NU gak boleh,” imbuhnya.
Pergantian PWNU
Usai acara menyerahkan Surat Keputusan (SK) Pj. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Yahya Cholil Staquf juga menegaskan, bahwa penggantian KH. Marzuki Mustamar dari Ketua PWNU Jatim tidak ada kaitannya dengan isu dukung mendukung pada Pemilihan Presiden (Pilplres) 2024.
“Sudah sering saya jelaskan ya, alasannya organisatoris, internal, ini bukan yang pertama kali, sudah pernah dilakukan, bukan hanya di tingkat PW ditingkat PP dulu juga pernah,” tegasnya.
“Kalau orang mau menghubung hubungkan dengan masalah yang lain silahkan saja, yang jelas ini masalah organisatoris internal dan tidak perlu dibesar besarkan,” imbuhnya.l
Sementara itu, Pj. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz atau akrab disapa Gus Kikin mengaku tidak membicarakan perihal Pilpres, pada kegiatan penyerahan SK tersebut.
“Tidak, tidak, tidak ada! (pembahasan Pilpres) yang penting konsolidasi dulu, soal itu nanti lah,” ucapnya.
Disisi lain, Kikin, akan menjabat sebagai Pj. Ketua PWNU Jatim hingga diselenggarakannya Musyawarah Wilayah NU Jawa Timur yang rencananya akan digelar pada bulan Maret 2024 mendatang.*