Hidayatullah.com – Puluhan jenazah warga Palestina ditemukan di sebuah sekolah di Jalur Gaza utara dalam kantung-kantung mayat berwarna hitam diikat dengan kabel plastik bertuliskan bahasa Ibrani.
Sekitar 50 jenazah warga Palestina ditemukan di halaman SD Khalifa bin Zayed di Beit Lahia pada hari Selasa setelah pasukan “Israel” mundur dari daerah tersebut, kata penduduk setempat kepada Middle East Eye.
Beberapa mayat yang ditemukan di bawah gundukan reruntuhan diikat dengan ritsleting plastik putih, yang biasanya digunakan untuk mengikat kabel.
Menurut saksi mata yang membantu mengidentifikasi para korban, pasukan “Israel” dilaporkan telah mengeksekusi warga Palestina hampir dua bulan yang lalu di sebuah jalan di dekat sekolah.
Sekolah tersebut telah menjadi tempat penampungan bagi ribuan warga Palestina sebelum dibom dan dikepung oleh pasukan “Israel” pada awal Desember lalu. Sekolah ini telah didukung oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB, yang juga dikenal sebagai Unrwa, sejak tahun 2010.
Hossam Shabana, seorang jurnalis di Gaza utara, mengatakan bahwa beberapa korban adalah satu keluarga, seperti Abu Srour Abu Salah, 52 tahun, dan istrinya. Jenazah seorang anak yang belum teridentifikasi juga ditemukan di lokasi tersebut.
“Jenazah-jenazah tersebut dipindahkan dari kuburan yang dibuat oleh warga di pusat penampungan [sekolah], dan mereka dilecehkan dan digeledah [oleh pasukan Israel],” kata Shabana. “Mayat-mayat itu dilaporkan diborgol dan ditutup matanya.
“Setelah penjajah menggali kuburan dan melakukan pelecehan dan penggeledahan, tentara Israel kemudian menutup mayat-mayat tersebut dengan nilon [lembaran plastik dan kantong mayat] dan membuangnya ke tempat yang tampak seperti kuburan massal.
“Setelah tentara menarik diri dari daerah tersebut, seorang anggota kota menggunakan alat berat untuk membersihkan puing-puing yang ditinggalkan oleh pemboman Israel. Saat itulah warga menyadari keberadaan mayat-mayat itu,” tambah Shabana.
MEE telah menghubungi pihak militer “Israel” untuk memberikan komentar, namun belum mendapatkan tanggapan hingga berita ini diterbitkan.
Baca juga: Lembaga Kemanusiaan Harus Bayar Pungli Rp 80 Juta per Truk untuk Masuk Gaza
Penemuan mengerikan ini terjadi sehari setelah lebih dari 100 jenazah Palestina yang digali dan diambil oleh pasukan “Israel” dari berbagai daerah di Jalur Gaza dikembalikan untuk dimakamkan secara massal di kota Rafah di bagian selatan.
Beberapa mayat tidak teridentifikasi saat dikuburkan kembali, sementara yang lainnya sudah membusuk, kantor berita Palestina Wafa melaporkan.
Kemudian pada hari Selasa, kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyah, mengatakan bahwa kelompoknya sedang mempelajari sebuah proposal yang akan menawarkan kepada warga Palestina di Gaza jeda waktu selama enam minggu dari pertempuran dengan imbalan pembebasan warga Israel yang ditawan di Gaza dan juga pembebasan para tahanan Palestina yang ditahan di Israel.
Haniyeh, yang berbasis di Qatar, mengatakan bahwa Hamas terbuka untuk setiap inisiatif “serius” asalkan inisiatif tersebut mengarah pada “penghentian permusuhan secara menyeluruh” dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Komentar Haniyah muncul setelah para pejabat dari Qatar, Mesir dan Amerika Serikat bertemu dengan para kepala intelijen “Israel” di Paris akhir pekan ini untuk mendiskusikan pembebasan sekitar 136 warga “Israel” yang ditawan di Gaza.
The New York Times melaporkan pada hari Minggu bahwa Hamas akan membebaskan para tawanan lanjut usia, bersama dengan wanita dan anak-anak, sebagai ganti tahanan Palestina selama periode awal enam minggu.
Jika hal itu berhasil, mungkin akan ada dua tahap pertukaran lagi, dengan tentara “Israel” yang pada akhirnya termasuk di dalamnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Senin bahwa ia tidak dapat mengkonfirmasi rincian proposal tersebut, tetapi menyebutnya sebagai “proposal yang kuat dan menarik”.*
Baca juga: Menyamar Sebagai Dokter dan Pasien, Pasukan Khusus ‘Israel’ Bunuh 3 Pemuda Palestina di RS