Hidayatullah.com– Gelombang hawa panas tidak biasa yang melanda sebagian wilayah China menicu perdebatan perihal penggunaan pendingin udara (AC) di ruang kelas sekolah-sekolah di negeri panda itu.
Orangtua di sejumlah kota terpanas China mendesak pihak sekolah untuk memasang pendingin udara di dalam kelas karena suhu udara sudah melebihi 35 derajat Celsius.
Perbincangan soal pendingin udara itu memanas di kota Changsha, di mana departemen pendidikan setempat mengatakan tidak akan memasang AC supaya para siswa dapat “menumbuhkan semangat kerja keras dan ketahanan”.
Namun, komentar tersebut justru mengundang kemarahan warganet, menicu perdebatan siapa yang harus membayar biaya pemasangan dan konsumsi listrik AC, serta apakah alat tersebut memang perlu untuk digunakan.
“Kerja keras dan ketahanan? Kalau begitu, bisakah kita meminta biro pendidikan untuk bekerja dalam suhu 40 derajat, setelah itu berdiskusi apakah ini cara untuk menumbuhkan semangat tersebut pada anak-anak?” tulis salah satu pengguna Weibo seperti dilansir BBC Selasa (10/9/2024).
“Pemanasan global sudah menjadi masalah serius. Apa yang Anda ingin anak-anak lakukan?” tanya pengguna Weibo lainnya.
Sebagian besar ruang kelas di sekolah-sekolah di China tidak memiliki AC dan mengandalkan kipas di langit-langit. Namun, desakan untuk memasang pendingin udara semakin menguat kurun beberapa bulan terakhir.
“Tanpa AC, akan sulit untuk berkonsentrasi belajar,” kata Lin Yujun, ayah seorang siswa sekolah menengah pertama di Guangdong, China bagian selatan, kepada Sixth Tone.
Tidak semua orangtua setuju dengan pemasangan AC. Sebagian dari mereka khawatir tentang tingginya risiko penyebaran flu atau infeksi lain di sekolah dalam ruang kelas ber-AC. Sebagian lain menyarankan dilakukannya perubahan pada kalender akademik sekolah.
“Cuaca di bulan September tahun-tahun sebelumnya tidak pernah sepanas ini. Mungkin dewan pendidikan dapat memperpanjang masa liburan sekolah, tergantung pada cuaca,” kata seorang orangtua di Chongqing kepada CQ News.
Sekolah-sekolah enggan menanggung biaya tinggi untuk pemasangan AC dan tagihan listrik yang menyertainya.
Sebuah sekolah dasar di kota Xiangtan, bagian selatan China, menuai kritik karena meminta orangtua ikut menanggung biaya AC, lapor Sixth Tone, situs berita yang berbasis di Shanghai.
Biro pendidikan wilayah setempat kemudian memerintahkan sekolah untuk mengganti biaya yang dikeluarkan oleh orangtua.
“[Semua orang] berputar-putar dalam masalah ini. Pada akhirnya, anak-anaklah yang menjadi korbannya,” tulis seorang pengguna Weibo mengomentari perselisihan perihal penggunaan AC di ruang kelas.
Sebagian sekolah mencoba mengatasi hawa panas tanpa bantuan AC, mereka menempatkan ember berisi balok es besar di dalam kelas untuk mendinginkan ruangan.
Beberapa sekolah di Provinsi Jiangxi dan Provinsi Sichuan memilih untuk menunda satu pekan dimulainya semester musim gugur, yang seharusnya dimulai pada tanggal 2 September.
Awal tahun ini, biro meteorologi China memperingatkan akan gelombang hawa panas yang lebih panas dan berlangsung lebih lama, serta bahwa suhu maksimum di seluruh negeri kemungkinan akan naik hingga 2,8 derajat Celsius dalam 30 tahun ke depan.*