Hidayatullah.com– Wakil-wakil rakyat Rusia di parlemen, hari Selasa (25/9/2024), mendesak supaya diberlakukan larangan propaganda atau promosi gaya hidup tak beranak atau tidak memiliki keturunan.
Seperti banyak negara lainnya di dunia, populasi Rusia terus menua dan angka kelahirannya rendah.
“Kami telah mulai mempertimbangkan rancangan undang-undang yang melarang propaganda penolakan secara sadar untuk memiliki anak,” tulis juru bicara parlemen Vyacheslav Volodin di media sosial seperti dilansir AFP.
Langkah-langkah tersebut akan memberlakukan “larangan terhadap ideologi tidak memiliki anak dan gerakan bebas anak”, katanya.
Legislasi itu akan diberlakukan terhadap materi-materi gaya hidup child-free yang dimuat secara online, di berbagai media, iklan dan film.
Pelanggaran diancam denda mulai 400.000 rubel (sekitar $4.300) untuk perorangan dan 5 juta rubel untuk badan usaha, kata Volodin.
“Keluarga besar dan ramah merupakan dasar dari sebuah negara yang kuat,” imbuhnya.
Kremlin pekan lalu tampak memberikan dukungannya terhadap RUU tersebut.
“Segala hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan angka kelahiran harus dilakukan. Apapun yang menghalangi hal ini harus dihilangkan dari kehidupan kita,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada awak media hari Jumatnpekan lalu saat ditanya perihal RUU tersebut.
Rusia mencatat angka kelahiran terendah kurun 25 tahun terakhir pada paruh pertama 2024.
RUU ini mengingatkan kembali akan pajak yang diberlakukan atas pria dan wanita yang tidak memiliki anak di era Uni Soviet.
Guna mendongkrak angka kelahiran, Presiden Vladimir Putin sudah menghidupkan kembali tradisi era Soviet yaitu memberikan penghargaan kepada orangtua keluarga yang memiliki banyak anak, serta memberikan mereka berbagai tunjungan kesejahteraan termasuk pembebasan dari berbagai jenis pajak.
Sepuluh tahun silam Rusia memberlakukan larangan propaganda LGBT terhadap anak-anak, yang kemudian cakupannya diperluas ke kalangan orang dewasa pada 2022.*