Hidayatullah.com– Taliban Afghanistan melarang penanaman poppy pada tahun 2022 sehingga menyebabkan penurunan produksi opium tahun lalu. Namun, tahun ini produksi opium Afghanistan meningkat sebesar 19%, menurut laporan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC).
Badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut dalam sebuah laporan yang dirilis hari Rabu (6/11/2024) mengatakan produksi opium dari tanaman poppy di Afghanistan meningkat sebesar 19% pada tahun 2024, meskipun ada larangan dari pemerintah Taliban.
Afghanistan adalah pemasok opium terbesar di dunia pada masa pemerintahan yang disokong oleh Amerika Serikat dan sekutunya, yang bercokol di negara itu sejak 2001 sampai 2022 dengan dalih memburu teroris menyusul peristiwa 9/11 yang meruntuhkan gedung WTC di New York City.
Pada Agustus 2022 Taliban kembali berkuasa, setelah Amerika Serikat dan sekutunya menarik pasukan mereka dari Afghanistan. Sejak itu pula Taliban memberlakukan larangan penanaman poppy.
Kebijakan Taliban ini menyebabkan penurunan produksi opium sebesar 95%. Opium dari poppy merupakan bahan baku utama pembuatan heroin dan opioid sintetis lainnya.
Walaupun terjadi peningkatan tahun ini, produksi opium Afghanistan kali ini masih jauh di bawah tingkat sebelum larangan oleh Taliban diberlakukan.
Survei tahunan yang dilakukan oleh UNODC mengatakan penanaman poppy meningkat menjadi 12.800 hektar.
“Dengan budidaya opium Afghanistan yang masih berada di level rendah, kita memiliki kesempatan dan tanggung jawab untuk mendukung petani Afghanistan untuk mengembangkan sumber pendapatan berkelanjutan yang bebas dari pasar ilegal. Kaum perempuan dan laki-laki di Afghanistan masih terus menghadapi tantangan keuangan dan kemanusiaan yang mengerikan, dan mata pencaharian alternatif sangat dibutuhkan,” kata Ghada Waly, direktur eksekutif UNODC, seperti dilansir The Guardian.
Harga opium kering saat ini sekitar $730 (€681) per kilogram, jauh di atas harga rata-rata sebelum pelarangan berlaku yang sebesar $100. Harga yang tinggi itu kemungkinan menyebabkan petani mengabaikan larangan tersebut, kata UNODC dalam laporan tersebut. Opium sekarang juga diproduksi di provinsi-provinsi timur laut negara itu, bergeser dari daerah yang selama ini dikenal sebagai lokasi budidayanya di bagian barat daya Afghanistan, kata laporan itu.
Produksi di wilayah barat daya, yang berbatasan dengan Pakistan tahun ini turun 65% tahun ini. Satu-satunya pengecualian adalah provinsi Helmand yang mengalami peningkatan lebih dari 400%.
Di timur laut, yang terletak dekat dengan Turkmenistan, Uzbekistan, dan Tajikistan, penanaman meningkat sebesar 381%, sekitar empat kali lipat area penanaman di barat daya.
Sebagian besar hasil produksi di bagian timur laut berasal dari Provinsi Badakhshan yang terletak di pegunungan dekat perbatasan dengan Cina.
Pada bulan Mei, pihak berwenang telah mengirim pasukan ke Badakhshan untuk menghancurkan ladang poppy yang menyebabkan bentrokan dan mengakibatkan beberapa kematian.
Pemerintah Taliban sudah meminta bantuan internasional untuk mengalihkan petani poppy supaya beralih ke tanaman atau mata pencaharian alternatif.*