Hidayatullah.com— Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis menjelaskan, menghafal al-Quran ada segudang manfaat. Selain akan berdampak panen keberkerkahan di dalamnya, juga akan menjaga keauntikan (keaslian) Al-Quran itu sendiri.
Pernyataan ini disampaikan menanggapi pernyataan beberapa pihak yang menyatakan sinis kepada para penghafal al-Quran, mengingat di zaman modern sudah banyak aplikasi pencarian dengan mudah.
“Manfaat spiritual bagi penghafal al-Quran, saat sedang menghafalkan kitab Al-Quran yang penuh dengan keberkahan ini,” ujar Kiai Cholil Nafis melalui akun Instagramnya, @Cholilnafis.
Menurutnya, ada perbedaan jauh orang yang menghafal Al-Quran dengan yang hanya mencari melalui aplikasi. Salah bedanya adalah keberkahan di dalamnya.
“Jika Al-Quran kitab yang penuh berkah, maka mereka yang menghafal Al-Quran akan mengunduh keberkahan itu secara terus-menerus. Keberkahan Al-Quran tidaklah berbentuk materi, tetapi nonmateri,” tambah dia.
Hal ini dinyatakan sendiri oleh Al-Quran Surat al An’am ayat 92 dan 155, Surat al Anbiya ayat 50, dan Surat Shad ayat 29. “Keberkahan berarti kebaikan pada sesuatu, “ujarnya.
Menurutnya, menghafal Al-Quran bagi muslim bukan sekedar katalog saja, sebab anjuran menghafal itu datang langsung dari Baginda Nabi Muhammad ﷺ.
“Menghafal al-Quran itu bagi muslim bukan hanya berfungsi katalog pembelajaran, tapi dalam Islam karena perintah Nabi saw, yang bernilai pahala untuk masuk surga. Ada janji pahala besar dan keselamatan bagi penghafal al-Quran dari Allah,” ujarnya.
Sisi penting lain menghafal adalah menjaga keauntikan Al-Quran dari usaha-usaha memalsukannya.
“Menghafal itu menunjukan mu’jizat al-Quran yang sekian banyak ayatnya itu mudah dihafal, sekaligus menjaga autentisitas Al-Quran. Bagi pembelajar agama, khususnya tafsir maka yang hafal al-Quran akan lebih mudah mendalami dan memahaminya. Jadi kita yang hafal al-Quran selain dorongan iman juga pasti lebih mudah belajar Al-Quran dan agama Islam, “ tambah dia.*