Hidayatullah.com– Musim semi tahun ini luar biasa kering di bagian barat laut Eropa dan suhu udara bulan Mei merupakan yang terpanas untuk kedua kalinya di dunia, menurut Copernicus Climate Change Service (C3S).
Negara-negara di kawasan Eropa, termasuk Inggris, mengalami kondisi kering beberapa bulan terakhir, dengan kekhawatiran akan terjadi kekurangan air jika hujan dalam curahan yang signifikan tidak turun pada musim panas tahun ini. Sementara itu, gagal panen akibat kekeringan sudah dilaporkan oleh sebagian petani.
Data dari Copernicus terbaru menunjukkan Mei 2025 merupakan bulan Mei terpanas kedua secara global, dengan rata-rata suhu udara 15,79 derajat Celsius atau 0,53 derajat Celsius di atas dari rata-rata bulan Mei tahun 1991-2020, lansir The Guardian hari Rabu (11/6/2025).
Suhu udara bulan Mei 2025 itu lebih tinggi 1,4 derajat Celsius dari rata-rata estimasi bulan yang sama di tahun 1850-1900, yang biasa dipakai untuk mendefinisikan suhu udara di era pra-industrial. Pencatatan perubahan suhu udara dunia mulai dilakukan sejak 1850.
Cuaca kering maaih berlangsung di banyak bagian di dunia. Pada Mei 2025, kebanyakan bagian utara dan tengah Eropa serta bagian selatan Rusia, Ukraina dan Turki lebih kering dibandingkan rata-rata. Sejumlah wilayah di barat laut Eropa mengalami curah hujan dan tingkat kelembapan tanah terendah setidaknya sejak tahun 1979.
Pada bulan Mei 2025, kondisinya juga lebih kering daripada rata-rata di sebagian besar Amerika Utara, di Tanduk Afrika, dan di seluruh Asia Tengah, serta di Australia Selatan, dan sebagian besar Afrika Selatan dan Amerika Selatan.
Pada bulan Mei juga terjadi abnormalitas di mana tinggi suhu permukaan laut di bagian timur laut Samudra Atlantik mencapai suhu tertinggi yang pernah tercatat selama ini, menurut Copernicus.*