Hidayatullah.com–Otoritas keamanan negara bagian Darfur Utara hari Jumat telah menangkap anggota pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia yang karena telah melakukan penyelundupan senjata, demikian tulis laman The Sudanse Media Centre, smc.sd.
Menurut media tersebur, anggota tentara Indonesia yang tergabung dalam Pasukan United Nations African Mission In Darfur (Unamid) ditangkap pada hari Jumat (21/01/2017) di Bandara Al Fashir karena diduga berusaha menyelundupkan senjata dan amunisi dan apa yang tampaknya seperti mineral berharga.
“Pasukan UNAMID itu berangkat setelah menyelesaikan layanan dalam kerangka perubahan rutinitas. Sesuai dengan informasi yang diperoleh pihak keamanan kami, senjata dan amunisi disita selain beberapa bahan lain yang terlihat seperti debu dan batu, ” kata Deputi Gubernur Darfur Utara Mohamed Hasab al-Nabi kepada Sudan Tribune.
Senjata dan amunisi selundupan yang ditemukan termasuk 29 senapan Kalashnikov, 4 Senjata, 6 senjata GM3 dan 61 berbagai jenis pistol dan sejumlah besar amunisi, tulis media tersebut.
Semua jenis senjata ini ditemukan pihak keamanaan UNAMID saat check-in bagasi di Bandara El Fashir.
UNAMID dilaporkan langsung meluncurkan ke tempat lokasi guna melakukan penyelidikan setelah mengkonfirmasikan atas insiden tersebut.
Seperti diketahui, sejak tahun 2008 ribuan pasukan United Nations African Mission In Darfur (Unamid) dari berbagai negara yang tergabung dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Darfur, Afrika semenjak pecah konflik tahun 2003 di Sudan Barat.
Berdasarkan resolusi DK PBB nomor 1769 tanggal 31 Juli 2007 serta resolusi DK PBB nomor 1828 tanggal 31 Juli 2008 Pada tahun 2008-2009 jumlah kekuatan UNAMID sebanyak ±19.555 personel militer, serta lebih dari 6.000 personel polisi dan sipil yang diperkirakan menghabiskan dana sebesar $ 1.7 miliar dimana nantinya hal ini akan menjadi misi perdamaian terbesar selama sejarah yang dilaksanakan oleh PBB.
Beberapa koran Indonesia menyebut ratusan pasukan asal Indonesia yang tergabung dalam Unamid sebagai bagian dari misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) belum lama ini diberangkatkan gun menggantikan tim sebelumnya. Hingga berita ini diturunkan belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Indonesia.*