Hidayatullah.com–Bertempat di Gedung Amphitheatre Fakultas Science Universitas Mohamed V Rabat-Maroko Dubes RI untuk Maroko Tosari Widjaja beserta Rektor Universitas Mohamed V Prof. Dr. Wail Benjelloun membuka pengajaran Bahasa Indonesia di Maroko.
Acara pembukaan ini dilaksanakan tanggal 1 Oktober 2012, di Universitas Mohamed V Rabat secara resmi dengan dihadiri sekitar 500 orang undangan yang terdiri dari kalangan diplomatik, pejabat pemerintah Maroko, akademisi, mahasiswa, masyarakat Maroko dan masyarakat Indonesia yang tinggal di Maroko.
Turut pula hadir pada pada acara pembukaan ini, Delegasi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama Dr. Soeprijanto, serta media lokal Maroko yang meliput acara pembukaan tersebut .
Dalam sambutannya, Dubes RI untuk Maroko memaparkan secara historis hubungan persaudaraan Indonesia-maroko yang telah tercatat dalam sejarah. Misalnya kunjungan musafir terkenal Maroko Ibnu Batuthah di kerajaan Samudera Pasai-Aceh pada abad pertengahan dulu ; kisah salah satu sesepuh Wali Songo Maulana Malik Ibrahim yang lebih dikenal dengan nama Syeikh Maulana Maghribi ; kitab-kitab karya ulama Maroko yang dijadikan rujukan bahan pelajaran wajib diberbagai pesantren di Indonesia; peran aktif pejuang kemerdekaan Maroko pada penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955 ; hingga kunjungan bersejarah Presiden Soekarno ke Maroko pada bulan Mei 1960.
”Kedekatan hubungan historis tersebut telah kita jadikan sebagai landasan dan batu pijakan bagi kedua negara untuk lebih memperkuat dan meningkatkan hubungan di berbagai bidang, serta membangun jembatan kerjasama peradaban Indonesia-Maroko,” tutur Dubes RI.
Lebih lanjut Dubes RI juga menyampaikan arti penting penguasaan bahasa dalam hubungan antar negara dan antar masyarakat sebagai salah satu faktor penting dalam rangka peningkatan hubungan bilateral di berbagai bidang.
”Dalam kaitan ini, saya mengajak masyarakat Maroko pada umumnya dan mahasiswa-mahasiswi Maroko pada khususnya untuk dapat mempelajari dan mendalami lebih lanjut tentang Bahasa Indonesia. Dengan belajar bahasa Indonesia anda akan banyak mengenal dan mengetahui tentang Indonesia”, ujar Dubes RI.
Sementara itu, Rektor Universitas Mohamed V dalam sambutannya antara lain menyampaikan dukungan dan sambutan baik untuk pembukaan pengajaran Bahasa Indonesia di Universitas Mohamed V. Disampaikan pula bahwa dengan pembukaan pengajaran Bahasa Indonesia tersebut akan dapat meningkatkan hubungan Maroko-Indonesia di berbagai bidang khususnya bidang pendidikan, serta akan mendorong masyarakat Maroko untuk mengenal lebih lanjut mengenai budaya Indonesia.
Acara pembukaan Bahasa Indonesia ini sendiri ditandai dengan menggerakkan Angklung bersama oleh Dubes RI dan Rektor Universitas Mohamed V, yang diikuti oleh tampilan pemutaran video dengan diiringi lagu ”Halo-Halo Bandung”.
Lebih lanjut pada acara pembukaan ini ditampilkan pagelaran tari dan musik tradisional Indonesia dari Group Sanggar Indra Kusuma-Jawa Barat. Penampilan Group ini yang menampilkan antara lain tari merak, tari kipas dan penampilan musik angklung mendapat sambutan meriah dan apresiasi dari para undangan.
Dengan acara pembukaan ini, maka resmi Bahasa Indonesia akan diajarkan sebagai mata kuliah di Universitas Mohamed V Rabat Maroko, yaitu dengan menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pilihan dengan 4 SKS, disamping bahasa lainnya yaitu Bahasa China, Jepang, Korea, Urdhu dan Turki.
Lebih lanjut kelas perkuliahan akan dimulai pada tanggal 15 Oktober 2012 dengan Dosen pengajar dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Hal ini sebagai salah satu tindak lanjut kerjasama MoU antara Universitas Negeri Jakarta dengan Universitas Mohamed V yang telah ditandatangani sebelumnya pada kunjungan Delegasi Rektor UNJ Bapak Prof. Dr. Bedjo Sujanto ke Maroko pada April 2011.
Adapun Universitas Mohamed V adalah dikenal sebagai Universitas terkemuka di Maroko. Nama universitas tersebut diambil dari nama raja yang memerintah Maroko dari tahun 1927 s/d 1961. Universitas ini diresmikan pada tahun 1957 oleh Raja Mohamed V.
Saat ini terdapat sekitar 24.000 orang mahasiswa-mahasiswi yang menempuh pendidikan di universitas tersebut. Universitas ini sendiri di Maroko dikenal dengan sebutan King University, hal ini berkaitan dengan Raja Maroko Hassan II dan Mohamed VI yang pernah menempuh pendidikan di universitas tersebut.*