Hidayatullah.com– Setelah dipersiapkan dengan matang sejak Ramadhan 1438 H lalu, akhirnya tim Ekspedisi Syahadat Gerakan Peduli Masyarakat Pedalaman (GPMP), Ahad (16/07/2017) malam, berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, menuju Ternate kemudian masuk ke pedalaman Halmahera, Maluku Utara.
Dikatakan Ketua Umum Gerakan Peduli Masyarakat Pedalaman (GPMP), Devina Andiviaty, banyak pihak yang mendukung dakwah GPMP, terutama dalam misi ini.
Di antaranya dengan Sedekah Oksigen, Rumah Zakat, Pecinta Anak Yatim, dan Rumah Kaos. Ekspedisi ini secara umum dipersiapkan secara matang.
“Kami punya tim yang profesional di bidangnya, baik kameramen maupun fotografer. Dalam hal ini, kami bekerja sama dengan Zanetta untuk penyediaan perangkat yang terbaik,” kata Devina, akhwat yang pernah belajar di Daarut Tauhiid, Bandung ini.
Baca: Puluhan Warga Suku Toguti Masuk Islam, Butuh Sentuhan Dai
Mengapa disebut “Ekspedisi Syahadat”?
Devina menjelaskan, tujuan utama program GPMP adalah untuk menyelamatkan kelompok masyarakat, dalam hal ini Suku Togutil di pedalaman Halmahera, dari masa jahiliyah menuju cahaya Islam.
“Ini adalah misi awal kami untuk membantu mereka. Setidaknya menjadi pembuka jalan awal kebaikan untuk mencerahkan kehidupan Suku Togutil dari gelap menuju terang. Yang pasti, tidak ada paksaan untuk bersyahadat. Mereka lah yang justru minta segera disyahadatkan,” jelas Devina.
Saat itu direncanakan, jumlah Suku Togutil yang akan bersyahadat kurang lebih 20-30 orang.
“Insya Allah bisa lebih banyak lagi saat kami melakukan ekspedisi ini. Kami perkirakan, potensinya bisa mencapai 100 orang yang akan disyahadatkan. Semoga Allah memberikan hidayah Islam kepada mereka,” kata dia.
Selama di pedalaman, kata Devina, ditemui kendala komunikasi, mengingat di sana tidak ada sinyal maupun listrik.
“Kami pun menyediakan genset kecil untuk me-recharge perangkat-perangkat dokumentasi kami. Insya Allah tidak akan kehabisan baterai saat mendokumentasikannya,” katanya.
Terkait persiapan pendanaan, GPMP mengaku terus berjuang.
“Kami bekerja siang-malam untuk memikirkan dan menjalankan fundrising agar dana dapat terkumpul, sehingga ekspedisi syahadat ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” jelas Devina.
Tim yang Dilibatkan
Adapun tim yang diberangkatkan dari Jakarta berjumlah 5 orang. Mereka terdiri dari Bob Shofwan, Ikhsan, Yanuar, Robby, dan Aditya. Tim ini berbagi tugas. Bob Shofwan dan Ikhsan sebagai tim assesment dan koordinator di lapangan. Sedangkan, Yanuar, Robby, dan Aditya akan mendokumentasikan misi Ekspedisi Syahadat ini.
“Tim Ekspedisi Syahadat ke Halmahera juga dibantu oleh para dai dari Hidayatullah yang berada di Ternate.
Para ustadz ini akan mensyahadatkan Suku Togutil yang telah memeluk agama Islam. Sebelumnya, kami kumpulkan data awal untuk Program Rumah Suku Togutil. Insya Allah kami akan syiarkan kepada saudara Muslim lainnya agar bisa ikut berpartisipasi dalam membantu program GPMP,” jelas Devina.
Harapan misi ini, lanjut Devina, adalah semakin banyak Suku Togutil lainnya yang mendapatkan hidayah Islam, sehingga mereka terbebaskan dari kebodohan dan kejahiliyahannya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kami berharap umat Islam lainnya dapat berkontribusi dalam menyebarkan cahaya Islam yang agung ini. Semakin banyak yang terbebaskan dari keprimitifannya, kita akan membangun perdaban yang baik untuk Islam, khususnya bangsa Indonesia yang kita cintai,” ungkap Devina menaruh harapan.
Mengingat program ini akan berlangsung lama, ekspedisi syahadat ini merupakan langkah awal GPMP dalam merangkul suku primitif di Halmahera. Ke depannya, akan dibangun rumah dan memberdayakan ekonomi mereka, yang selama ini hidup nomaden.
Perjalanan menuju hutan Halmahera ini kurang lebih satu hari dengan menggunakan beberapa transportasi, dari kapal laut hingga mobil, kata Devina.
Baca: Bimbing Puluhan Warga Suku Togutil Masuk Islam, Tim Ekspedisi Syahadat Berjalan Kaki
Alhamdulillah, akhirnya misi awal ini sukses dan berlangsung selama sepekan, 18-25 Juli 2017. Mereka masuk-keluar hutan untuk menyukseskannya.* Kiriman GPMP