Hidayatullah.com– Terkait rights issue (penjualan saham baru) Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang mengundang perhatian tersendiri di internal umat Islam, Center of Study for Indonesian Leadership (CSIL) menggelar disuksi terbatas dengan tokoh-tokoh ekonomi umat dan manajemen BMI di sebuah restoran di Jl Cipinang Cempedak 1, Polonia, Jakarta Timur, Senin (16/10/2017).
“Diskusi ini kami hadirkan sebagai wujud kecintaan kita pada bank umat, ya karena Bank Muamalat ini bisa disebut bank perjuangan atau bank umat tepatnya,” terang Direktur CSIL Dr Aji Dedi Mulawarman.
Internal umat memang kritis melihat apa yang dilakukan Bank Muamalat dalam hal ini right issue.
“Umat sekarang sejatinya simpel saja melihat rights issue Bank Muamalat ini. Sebab, Bank Muamalat benar atau salah, Bank Muamalat sendiri mesti membuka ruang untuk perubahan, kalau tidak ingin menjadi olok-olokkan umat lainnya,” ujarnya.
Bank Muamalat, menurutnya, bisa memberikan jawaban tegas bahwa bank syariah pertama ini memang benar-benar menerapkan perbankan syariah, agar umat paham dan rela untuk kembali bergerak memajukan bank yang sedemikian lama berkiprah di tengah-tengah umat.
“Jangan sampai syariah sebatas label, dimana umat belakangan mengenal istilah ekstrem, yaitu kapitalisme syariah,” tegas Aji Dedi yang juga Ketua Umum Forum Dosen Ekonomi dan Bisnis Islam (Fordebi).
Oleh karena itu, Dedi berharap Bank Muamalat bisa membuka ruang untuk melibatkan umat ikut mengatasi masalah yang sesungguhnya menurutnya lebih dari sekadar soal modal.
“Ya, kita harap, Muamalat mau mengundang umat, diskusi bersama bagaimana mengatasi semua ini, jangan kemudian berpikir dan bertindak semakin menjauh dari umat,” tutupnya.
Hadir dalam diskusi terbatas tersebut beberapa tokoh seperti mantan Direktur Utama Bank Muamalat Riawan Amin, Heppy Trenggono, Marzukie Ali, Ahmad Zuwaini, Afriq dari Bank Muamalat Indonesia, Wahyu Dwi Agung, Asih Subagyo, dan Andi Lubis.
Sebelumnya diberitakan hidayatullah.com, terkait rights issue itu, Direktur Bisnis Ritel sekaligus Plt Direktur Utama Bank Muamalat, Purnomo B Soetadi berharap, masuknya investor baru dapat mendorong kinerja, meningkatkan size bisnis, dan mengembangkan usaha Bank Muamalat.
“Rencana rights issue ini telah kami peroleh persetujuannya dari para pemegang saham, sebagai salah satu hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (20/09/2017).
Aksi korporasi yang kami lakukan ini adalah melalui HMETD dengan memberikan kesempatan kepada pemegang saham yang ada saat ini, untuk menggunakan haknya membeli saham Perseroan. Dengan hadirnya Minna Padi sebagai pembeli siaga (stanby buyer), maka diharapkan dapat mengembangkan size bisnis dan kinerja Bank Muamalat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” jelas Purnomo di Jakarta, 28 September lalu.*