Seperti dilaporkan Islamonline, pernyataan Ikhwan tersebut ditujukan kepada para pemimpin Arab yang turut serta dalam pertemuan Sharmu Syaikh yang berlangsung pada hari Selasa (03/06/2003). Ikhwan juga menyerukan agar mereka meminta dihentikan segera penjajahan asing di Iraq dan memberikan kebebasan penuh kepada rakyat Iraq dalam memilih pemerintahan mereka.
Dalam pernyataannya, Ikhwan mengatakan bahwa apa yang dikatakan seputar roadmap untuk mendirikan negara Palestina di samping negara Israel adalah bentuk pengkaburan dan penipuan. Tahap-tahap yang tercantum dalam rencana roadmap semuanya demi kepentingan Yahudi Israel. Kemudian tak ada yang diberikan kepada rakyat Palestina kecuali fatamorgana dalam bentuk perundingan-perundingan seputar pendirian negara Palestina. Tak ada satu pun kepentingan Palestina yang direalisasikan, tak secuilpun hak-hak mereka yang telah dirampas dikembalikan. Namun yang terjadi sekarang dengan roadmap adalah memadamkan perjuangan intifadhah.
Jama’ah yang dipimpin Makmun Hudhaibi ini mengatakan, “Bahwa Ikhwanul Muslimin menyerukan kepada para tokoh dan pemimpin negara-negara Arab yang turut serta dalam pertemuan untuk menolak dengan tegas konspirasi ini. Dan agar secara penuh mendukung hak-hak rakyat Palestina dan membela kemuliaan, tanah air, kehormatan serta kekayaan mereka.”
Khusus mengenai masalah Iraq, Ikhwan meminta anggota pertemuan–khususnya para pemimpin Arab– agar mendukung hak rakyat Iraq untuk mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan. Agar mereka mendukung secara total apa yang dituntut rakyat Iraq, sejak agresi dan kejatuhan pemerintahan Iraq pada April lalu, dengan menyudahi segera penjajahan asing di Iraq. Agar para penjajah meninggalkan rakyat Iraq bebas merdeka menentukan sistem pemerintahan dan pemimpinnya. Biarlah mereka sendiri yang mengurus harta kekayaaanya.
Mengenai masalah perang melawan terorisme, Ikhwan menegaskan bahwa tidak ada legalitas yang membenarkan aksi 11 September di New York, di Indonesia atau yang terjadi belakangan di Riyadh dan Casablanca. Ikhwan menekankan bahwa faktor pendorong yang paling utama munculnya aksi-aksi tersebut adalah sikap permusuhan secara kontinyu yang dilakukan oleh Amerika terhadap bangsa Arab dan dunia Islam. Sebagai contoh adalah apa yang terjadi pada rakyat Palestina dan bangsa Iraq. Dan sebelum itu adalah apa yang terjadi pada Afghanistan, kemudian belakangan ada ancaman dan tekanan terhadap Suriah dan Iran. (iol/m3)