Hidayatullah.com–Presiden Khatami menyampaikan sikap Teheran tersebut dalam pertemuannya dengan kepala kebijakan Uni Eropa Javier Solana yang sedang mengunjungi Iran (30/8), kemarin seperi dikutip media setempat.
Pernyataan Khatami itu juga mengisyaratkan bahwa Teheran tidak akan bersedia menerima inspeksi mendadak dan tanpa syarat terhadap instalasi-instalasi nuklirnya, seperti yang dituntut Amerika Serikat dan Eropa.
“Kami berusaha mendapatkan kepercayaan mereka yang benar-benar berkepentingan, namun kami tak akan menyerah kepada keributan politik (menyangkut isu tersebut),” kata Khatami dalam pembicaraannya dengan tokoh penting UE tersebut.
Khatami mengatakan perlombaan senjata nuklir tidak punya tempat dalam kebiajakn-kebijakan Republik Islam Iran, negara yang mengutuk penggunaan persenjataan pemusnah massal, sejalan dengan nilai-nilai Islam dan moral.
Meski demikian, kata Khatami, Iran memiliki hak untuk menggunakan teknologi nuklir bagi tujuan-tujuan damai.
Sebelumnya, setelah perundingan dengan Menlu Kamal Kharazi, Solana menyampaikan pesan tajam terhadap Ira dengan mengatakan: “Jika anda tak menandatangani protokol tersebut, itu akan jadi berita buruk bagi anda.”
Solana mengatakan itu mengisyaratkan tekanan Eropa dan AS agar Teheran menandatangani perjanjian non-proliferasi nuklir (NPT).
“Uni Eropa ingin itu cepat ditandatangani: lebih cepat lebih baik,” katanya mengisyaratkan peringatan UE bahwa kerjasama ekonomi dengan Teheran akan ditinjau kembali setelah pertemuan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tanggal 8-11 September di Vienna.
Berkomentar tentang konflik Palestina-Israel, sumber perbedaan pandangan lainnya antara Brussels dengan Teheran, Khatami mendesak PBB dan EU agar “berdiri tegak” menentang penindasan bangsa Palestina oleh rezim Zionis Israel.
Khatami juga menekankan bahwa Teheran ingin melihat “keamanan dan pemerintahan yang dipilih secara demokratis di Iran.
Presiden Iran itu juga menyatakan dukungan Teheran terhadap Dewan Pemerintah Irak yang disponsori AS, yang disebutkannya sebagai sesuatu yang “positif”.
Iran telah menyatakan masa dukacita tiga hari menyusul terjadinya serangan bom mobil Jumat lalu terhadap sebuah mesjid di Najaf yang menewaskan seorang pemimpin tinggi Syiah Irak, Mohammad Bager al-Hakim dan 82 orang lainnya.
Selama kunjungannya di Iran, Solana juga mengadakan pertemuan dengan kepala badan energi atom Iran, Gholamreza Aghazadeh. (afp/ant)