Hidayatullah.com–Sebuah lembaga keagamaan nasional Malaysia telah melarang warga muslim Malaysia untuk menemukan cinta di masjid, bukan di Internet.
Institut Islam untuk Pemahaman Malaysia (IKIM) menyatakan prihatin dengan penurunan jumlah perkawinan Muslim di negara itu dan mendesak masjid-masjid berperan sebagai “mak comblang”, demikian laporan koran Utusan Malaysia, Rabu (12/5).
Institut itu menyatakan total 95.312 pasangan Muslim terikat pernikahan tahun 1989, tapi jumlah itu mengalami penurunan menjadi 90.267 tahun 2001 dan 85.588 tahun 2002.
“Kecenderungan penurunan itu seharusnya tidak terjadi dan harus diberi perhatian serius,” kata Ketua IKIM Ahmad Sarji Abdul Hamid.
“Masjid seharusnya menjadi tempat-tempat pertemuan sosial untuk membantu umat Islam menemukan pasangan hidupnya, khususnya mereka yang bermasalah dengan status dan usia,” kata Dirjen IKIM Abdul Monir Yacoob.
“Tidak salah bila masjid digunakan sebagai pusat-pusat pertemuan (untuk menemukan teman hidup) karena sekarang ini akad pernikahan banyak dilaksanakan di masjid,” katanya.
“Kenyataannya, hal itu akan menjadi lebih baik daripada menemukan cinta melalui internet dan pusat-pusat hiburan,” katanya.
Obrolan melalui internet atau kerap disebut Chatting sangat digemari kalangan muda sejak beberapa tahun terakhir ini. Karenanya, tak sedikit pengguna internet yang sering mendapat ‘berkah’ memperoleh jodoh melalui jasa obrolan chatting. (um/cha)