Senin, 22 Agustus 2005
Hidayatullah.com–Salah satu kelompok politik utama Mesir,
Al Ikhwan al-Muslimun (Ikwan), mendesak para pendukungnya agar tidak
memboikot pemilihan presiden bulan depan.
Al Ikhwan al-Muslimun merupakan satu-satunya organisasi
oposisi yang memiliki basis dukungan publik yang luas dan kuat. Seruan boikot
mungkin dikhawatirkan akan mengurangi kredibilitas pemilihan presiden dengan
banyak calon untuk kali pertama di Mesir ini.
Pernyataan yang telah ditunggu-tunggu dari Al Ikhwan al-Muslimun ini pasti akan mengecewakan pihak-pihak yang menyerukan boikot.
Sebelumnya, beberapa pihak yang memboikot pemilihan presiden
berkeberatan dengan amandemen undang-undang dasar, yang menjadi dasar Mesir
menggelar pemilihan presiden multipartai.
Al Ikhwan al-Muslimun sebelumnya termasuk yang menyerukan
memboikot referendum tentang amandemen tersebut.
Seperti kelompok-kelompok oposisi lain, Al Ikhwan
al-Muslimun berpendapat, perubahan konstitusional itu direkayasa untuk
menghalangi pesaing menjadi penantang serius bagi Presiden berkuasa, Husni Mubarak.
Mubarak telah berkuasa selama 24 tahun dan masih memiliki
nafsu kekuasaan hingga mencalonkan diri untuk masa jabatan enam tahun lagi.
Menurut konstitusi yang telah baru saja diubah, Al Ikhwan
al-Muslimun tidak berhak mengajukan calon, meski kelompok itu memiliki dukungan
publik.
Bagaimanapun, konstitusi ini paling lucu sedunia, di mana
calon dari partai politik dibuatkan undang-undang yang isinya tidak boleh
mencalonkan diri.
Pembatasan undang-undang yang membatasi kebebasan politik
bagi Al Ikhwan al-Muslimun memang bukan hal baru. Husni Mubarak dikenal takut
organisasi ini dan khawatir akan tumbuh menjadi besar.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Karenanya, di Mesir, Al Ikhwan al-Muslimun dianggap
sebagai partai terlarang dan pihak pemerintah berusaha untuk terus menekan.
Sejumlah anggota senior Ikhwan sebelumnya ditahan menjelang referendum
mengenai konstitusi awal tahun ini.
Meski demikian, organisasi ini tetap menyeruka para
pendukungnya agar ikut pemilihan. (bbc/hid/cha)