Ahad, 9 Oktober 2005
Hidayatullah.com—Petugas kepolisian di Dushanbe, Tajikistan, Kamis, (6/10) kemarin menangkap seorang penyiar berita yang dianggap telah menyebarkan selebaran anti pemerintah. Yang menjadi soal, pria itu yang juga aktifis Hizbut Tahrir itu dianggap membagi-bagikan selebaran himbauan pendirian khilafah Islamiyah, sesuatu yang paling ditakuti pemerintah itu.
Dalam sebuah penelusuran, pemerintah mendapatkan 53 selebaran di mana isinya himbauan penetapan sebuah khilafah Islam, ujar salah seorang pejabat kementerian Tajik, sebagaimana dikutip Itar-Tass Kamis, (6/10), kemarin.
Seorang pejabat kepolisian Tajik mengatakan, polisi telah menangkap sedikitnya 50 orang aktifis Islam, termasuk diantaranya anggota Hizbut Tahrir, organisasi yang paling diawasi pemerintah sejak 2001.
Tak hanya di kawasan Asia Tengah, islamophobia, termasuk pada istilah-istilah seperti khilafah Islam juga begitu ditakuti di Barat dan Eropa. Boleh jadi karena ketakutan itu, beberapa saat yang lalu pemerintah Inggris berusaha melarang Hizbut Tahrir.
Rezim Soviet
Kaum Muslim di kawasan Asia Tengah telah mengalami penindasan, terutama di era Uni Soviet. Selama berada di bawah Uni Soviet, umat Islam bahkan dilarang menjalankan ibadah-ibadahnya.
Dari 109 madrasah dan 365 masjid yang tersisa akibat Perang Dunia I (1914-1918), hanya tinggal satu dua buah saja pada zaman kekuasaan Uni Soviet (sejak 1922).
Padalah, di kawasan Asia Tengah (Uzbekistan, Turkmenistan, Kazakstan, Afganistan, RRC (Xinjiang), Kirgizia, Mongolia dan Tajikistan, Islam bukanlah pendatang baru. Islam sudah ada sejak abad ke-13 M dan telah berkuasa. Afghanistan bahkan memeluk Islam sejak tahun 651 M di saat kekuasaan Dinasti Umawiyah.
Islam berkembang di kawasan Asia Tengah selama berabad-abad. Sebagai misal, di Uzbekistan lahir Zhahiruddin Muhammad Babur (1483-1530), yang berhasil mendirikan Dinasti Mughal atau Mogul (1526-1858), kerajaan Islam paling terkenal sekaligus terakhir di India.
Puluan ulama lahir di sini. Salah satunya, Imam Bukhari, ulama ahli hadis, penulis kitab hadis "al Jamius Sahih" (kumpulan hadis) yang lahir di Kota Bukhara, 60 km sebelah barat Samarkand.
Ketika Uni Soviet runtuh (1990), akibat politik glasnot dan perestroika yang dijalankan Presiden Mikhail Gorbachev, Uzbekistan (bersama negara-negara Asia Tengah lain) yang tadinya diharapkan merdeka dan terbebas dari cenkraman komunis Soviet justru malah menekan Islam.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Islam Karimov, yang diharapkan memimpin Republik Uzbekistan, justru menekan Islam. Ia , bahkan lebih kasar dari pemerintahan Moskow. Begitu berkuasa, Karimov langsung menangkapi tokoh-tokoh oposisi. Kelompok Islam Hizbut Tahrir adalah sasaran utama Karimov.
Ia melarang organisasi itu, dan menjebloskan tokoh-tokohnya ke penjara. Sebagian tokoh HT melarikan diri ke negara tetangga Kirgiztan, sebagian lagi ke Eropa.
Ibaratnya, umat Islam di kawasan Asia Tengah, kini, setelah mereka keluar dari mulut harimau, mereka masuk mulut buaya. (Itar-Tass/hid/cha)