Selasa, 18 Oktober 2005
Hidayatullah.com—Sikap tegas Syeikh Tantawi itu muncul selepas melihat kepongahan pejabat Amerika setelah dianggap melecehkan para dai dan ulama yang hendak dikirim ke Amerika Serikat.
“Imam Besar juga memutuskan untuk tidak mengirimkan para cendekiawan di masa mendatang meskipun AS mengabulkan permohonan visa mereka, “ kata sebuah sumber sebagaimana dikutip Islamonline.com.
Sikap Imam Besar Al-Azhar ini muncul setelah pihak Amerika menangguhkan permohonan visa Syeikh Abdul Hamid Atrash, Ketua Komite Fatwa Al-Azhar.
Tadinya, Syeikh Tantawi berencana menugaskan Syeikh Atrash untuk menghadiri kuliah dan ceramah di sejumlah Islamic Centre di negeri Paman Sam tersebut.
Padahal, tadinya, pengiriman itu sebagai respon permintaan pihak AS sendiri yang meminta 22 imam untuk memenuhi kebutuhan rohani warga minoritas Muslim selama bulan Ramadhan.
Peristiwa seperti ini bukan hal baru. Sebelumnya, tahun 2002, pihak Kedubes Amerika juga pernah menangguhkan visa sejumlah dai dan qari’ yang berencana dikirim ke Amerika saat bulah Ramadhan. Para pejabat Kedubes sampai-sampai perlu memberikan testing ulang pada mereka dengan alasan agar semakin yakin dia adalah benar-benar dai.
Kasus ini akan semakin menambah ketidakpercayaan Muslim di seluruh dunia pada Amerika. (iol/dm/ch)