Senin, 31 Oktober 2005
Hidayatullah.com–Karena alasan cemas banyak kasus kriminal, termasuk pembunuhan, yang dilakukan pembantu asing di Singapura membuat banyak keluarga di negara kota itu rame-rame memasang kamera pengintai di dalam rumah. Dengan kamera tersebut, mereka merekam dan mengetahui semua aktivitas pembantunya saat bekerja di rumah.
Menurut Kent Tan, salah seorang warga, fasilitas tersebut bisa meredam kekhawatirannya terhadap tingkah pembantu yang bekerja di tempatnya. "Sistem ini membuat hati saya tenang," ujarnya. Demi ketenangan itu, dia harus merogoh koceknya SGD 7.000 (sekitar Rp 41 juta) untuk pemasangan sistem kamera keamanan.
Tampaknya, kekhawatiran Kent tersebut terbukti, meski belum mengkhawatirkan. Dia mendapati pembantunya ternyata suka mengenakan pakaian istrinya saat bekerja.
Harian Sunday Times menyatakan, pemasangan sistem kamera keamanan itu dipicu banyaknya kriminal yang dilakukan pembantu asing di Singapura. Beberapa waktu lalu, seorang pembantu asal Indonesia membunuh majikannya yang sudah tua dengan memasukkan sabun dalam cairan infusnya saat dia ditinggal berdua.
Kasus yang terbaru, minggu lalu, seorang pembantu yang juga asal Indonesia melempar bayi berusia lima bulan yang diasuhnya dari apartemen majikannya hingga tewas.
Fenomena pemasangan sistem kamera keamanan tersebut sudah berjalan tiga tahun terakhir. "Perhitungan kasar dari pasar yang ada, setiap hari ada 20-30 rumah yang memasang kamera pengaman," ujar Chew Chai Seng, salah seorang penjual kamera keamanan.
Setidaknya, satu apartemen membutuhkan 10 kamera. Kebanyakan mereka membeli kamera pengaman yang kecil, sehingga mudah disembunyikan (hidden camera).
Saat ini, setidaknya tercatat lebih dari 140 ribu pembantu asing bekerja di negara berlambang singa itu. Sebagian besar berasal dari Indonesia, Filipina, dan Sri Lanka.
Jika para pembantu rumah tangga asal Indonesia itu selama 24 jam bisa diintai kamera, bagaimana mereka bisa mengawasi dirinya jika para majikan itu bertindak tidak senonoh dan melakukan penganiaayaan sebagaimana yang sering terjadi?.
Pemasangan kamera penginta seperti ini bisa saja disalah gunakan dan melanggar privasi seseorang. Meski demikian belum ada satupan lembaga HAM negeri itu yang berkomentar setidaknya membela mereka. Termasuk Indonesia. (afp/jp/cha)