Akumulasi lemak tubuh sejak usia muda berdampak jangka panjang, terutama risiko kematian akibat penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker
Hidayatullah.com | DUA studi besar yang dirilis pekan ini mengungkap bahaya signifikan dari obesitas sebelum usia 30 tahun dan konsumsi makanan ultra-proses (ultra-processed foods/UPF), dengan temuan bahwa kedua faktor tersebut secara signifikan meningkatkan risiko kematian dini dan penyakit kronis.
Dalam studi yang dipresentasikan pada Kongres Eropa tentang Obesitas di Malaga, peneliti dari Universitas Lund, Swedia, menyimpulkan bahwa akumulasi lemak tubuh sejak usia muda memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan, terutama meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker.
“Semakin dini seseorang mengadopsi gaya hidup sehat, semakin besar peluang untuk hidup lebih lama,” ujar Prof Tanja Stocks, pemimpin studi tersebut, seperti dikutip dari The Sun.
Penelitian ini menggunakan data medis lebih dari 620.000 orang berusia 17 hingga 60 tahun. Rata-rata, pria dipantau selama 23 tahun dan wanita selama 12 tahun.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mengalami obesitas antara usia 17 hingga 30 tahun memiliki risiko kematian dini 79% lebih tinggi untuk pria dan 84% untuk wanita dibandingkan individu yang tidak mengalami obesitas hingga usia 60 tahun.
Setiap penambahan berat badan sekitar 0,45 kilogram per tahun sebelum usia 30 tahun diketahui meningkatkan risiko kematian dini sebesar 24% untuk pria dan 22% untuk wanita.
Secara khusus, wanita juga memiliki peningkatan risiko kematian akibat kanker, terlepas dari kapan kenaikan berat badan terjadi.
Rekan penulis studi, Huyen Le, menambahkan bahwa pencegahan obesitas sejak usia muda sangat penting karena kelebihan berat badan di awal masa dewasa berkontribusi pada penyakit kronis di kemudian hari.
“Pencegahan obesitas sejak masa kanak-kanak sangat penting,” ungkapnya.
Berdasarkan data National Health Service (NHS) Inggris, sekitar 19% individu di bawah usia 35 tahun telah mengalami obesitas.
Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 30 dianggap sebagai ambang batas obesitas, setara dengan berat badan 76 kg bagi wanita bertinggi 160 cm, dan 89 kg untuk pria dengan tinggi 173 cm.
Di sisi lain, dua penelitian terbaru juga memperkuat bukti bahwa konsumsi makanan ultra-proses berdampak buruk terhadap kesehatan jangka panjang, termasuk risiko kematian muda.
Studi pertama yang dimuat dalam Jurnal Neurology menelusuri lebih dari 30.000 orang dewasa selama 11 tahun dan menemukan bahwa individu yang mengonsumsi lebih dari 20% kalori harian dari UPF mengalami penurunan kognitif 28% lebih cepat serta peningkatan risiko stroke sebesar 16%.
“Makanan ultra-proses mengandung aditif, rendah nutrisi, dan menyebabkan peradangan. Semua ini mempercepat kerusakan sistem saraf dan metabolisme,” kata Dr. Sarah Berry dari King’s College London kepada The Independent (28/5).
Studi lain dari National Institute of Nutrition, India, yang dilaporkan oleh News9Live (29/5), mencatat bahwa konsumsi rutin makanan olahan seperti mi instan dan minuman berkarbonasi meningkatkan risiko gangguan metabolik sebesar 26% dan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 12%, bahkan pada individu usia muda.
Dr. Rajeev Gupta dari Delhi Heart Institute menjelaskan bahwa lonjakan konsumsi UPF juga berkaitan dengan faktor ekonomi.
“UPF menggantikan makanan tradisional karena lebih murah, tetapi menciptakan beban ganda antara malnutrisi dan obesitas,” ujarnya.
Meningkatnya kekhawatiran global ini mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan regulasi ketat terhadap UPF, termasuk pelabelan dan pajak.
Beberapa negara seperti Brasil dan Meksiko telah lebih dulu menerapkan label peringatan. Para pakar kini menuntut langkah serupa di Inggris dan India, di mana konsumsi UPF meningkat hingga 40% sejak 2020.
Kesimpulan dari kedua studi ini menegaskan bahwa pola hidup sehat sejak dini dan penghindaran makanan ultra-proses sangat penting untuk menekan risiko kematian muda.
Para ahli mendesak pemerintah untuk memperkuat edukasi gizi dan mengendalikan iklan agresif produk olahan, terutama yang menyasar anak-anak dan remaja.*