Kamis, 17 November 2005
Hidayatullah.com–Pentagon akhirnya mengakui bahwa tentara AS pernah menggunakan serbuk fosfor putih dalam operasi militer yang digelar di Fallujah. Pengakuan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Pentagon Letnan Kolonel Barry Venable sebagaimana yang dikutip oleh AFP. Venable menyatakan, pada akhir tahun 2004 lalu, pihaknya memang menggunakan serbuk fosfor yang memiliki efek membakar kulit. Langkah itu menurutnya diambil oleh tentara AS guna menghadapi perlawanan para gerilyawan Iraq.
Pengakuan Venable tersebut menegaskan pemberitaan yang disampaikan Televisi Rainews24 beberapa waktu lalu.
Televisi yang bermarkas di Italia itu mengutip keterangan seorang marinir AS yang pernah bertugas di Iraq, yang mengungkapkan kejahatan tentara AS di negeri itu.
Menurutnya, saat menyerang kota-kota di Iraq, tentara AS menggunakan serbuk fosfor putih dan bom Napalm. Padahal, kedua senjata kimia itu termasuk ke dalam daftar senjata destruksi massal yang dilarang penggunaannya oleh konvensi internasional.
Televisi Rainews24 juga menayangkan jenazah sejumlah wanita dan anak-anak Iraq yang menjadi korban penggunan senjata kimia mengerikan tersebut. Terlihat bahwa seluruh tubuh jenazah-jenazah itu melepuh karena terbakar.
Cara kerja bom fosfor putih dilaporkan sangat mengerikan. Ketika meledak, bom fosfor putih akan mengeluarkan asap putih yang bisa menjangkau radius 150 meter. Siapa saja yang terkena asap putih itu, tubuhnya akan melepuh sebelum akhirnya tewas dipanggang panasnya asap.
"Fosfor putih adalah senjata konvensional. Bukan senjata kimia dan penggunaannya tidak melanggar hukum atau ilegal," tegas Jubir Pentagon Letkol Barry Venable kepada BBC.
"Kami (tentara AS) menggunakannya untuk penerang, tameng asap, atau penanda target dalam kasus tertentu. Fosfor merupakan senjata pembakar dan dapat digunakan melawan tentara musuh," lanjut Venable.
Sejumlah saksi mata dan bekas tentara AS yang bertugas di Iraq memang mengakui tentara AS memakai bom fosfor putih tersebut.
Dalam Protokol III Konvensi tentang Senjata Konvensional, 1980, fosfor dilarang untuk menyerang penduduk sipil dan dalam serangan udara untuk melumpuhkan militer di daerah permukiman. AS sendiri menolak menandatangani pakta internasional itu.
Minggu
lalu, televisi Italia, Rai juga menayangkan film berjudul "Fallujah-Pembantaian Tersembunyi". Rai,
mengatakan bahwa bom fosfor dipakai untuk melumpuhkan Kota Fallujah,
November tahun lalu.
Tayangan dokumenter itu diudarakan sekitar pukul 07.30 hingga 08.00 waktu setempat. Pada awal siaran, Rai mengingatkan penonton bahwa sebagian adegan akan sangat mengusik.
Film diawali dengan cuplikan tentara AS menggunakan bom Napalm (bom pembakar) saat Perang Vietnam.
Selanjutnya, gambar tersebut menayangkan foto-foto mayat dengan luka bakar di sekujur tubuh dan pakaian lengket di tubuh korban. Inilah efek fosfor apabila terkena manusia. Rai mengatakan, Washington telah berusaha keras menghancurkan bukti dokumenter tentang bom fosfor yang dipakai untuk menyerang sipil Fallujah.
Berita terbaru kebiadapan tentara AS ini turut membuat politisi sayap kiri radikal Italia turun ke jalan sebagai bentuk protes di Kedubes AS, Senin lalu. Di antaranya, Wakil Partai Komunis Piero Folena. Dia menyerukan agar PBB menyelidiki laporan tersebut. Selama ini opini publik di Italia sangat menentang agresi ke Iraq. (afp/ap/bbc/irib/jp/cha)