Hidayatullah.com—Acara diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Islamabad bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan Kesenian dan Keterampilan (National Vocation & Technical Education Commision/NAVTEC) Sekretariat Perdana Menteri Pakistan. Workshop diselenggarakan untuk mempromosikan karya seni Indonesia kepada masyarakat Pakistan dan Internasional.
Workshop dan pameran batik serta kaligrafi Indonesia-Pakistan ini digelar selama lima hari (15-20 Oktober) di Pakistan National Culture and Art (PNCA) Islamabad , dan Al-Hamra Art Gallery Lahore.
Acara yang dipadati oleh warga Pakistan dan asing ini menghadirkan seniman Batik Hendri Suprapto (anggota Dewan Nasional Kaligrafi), seniman kaligrafi Didin Sirajuddin dan Ilham Khoiri.
Kegiatan ini selain diisi pameran, demo membuat batik, dan kaligrafi, juga dimeriahkan dengan workshop batik dan kaligrafi yang diikuti oleh 35 orang per kelasnya.
Duta Besar RI untuk Pakistan Ishak Latuconsina, MSc. dalam sambutannya menyampaikan, hubungan bilateral Indonesia-Pakistan yang telah terbina baik, harus terus ditingkatkan dengan menjalin kontak antarwarga kedua negara dalam berbagai bidang, di antaranya dengan program pertukaran pelajar, guru, dan seniman untuk lebih memahami seni dan budaya masing-masing.
Nazar Muhammad Gondal (Menteri Federal Pangan dan Pertanian Pakistan ) yang didaulat sebagai tamu khusus (chief guest) menyampaikan apresiasi dan kekagumannya atas keunikan batik dan kaligrafi yang merefleksikan wajah Indonesia yang mencintai naturalitas, religiusitas, dan tradisi.
Hadir dalam pembukaan acara, para duta besar dan diplomat negara asing, Ketua NAVTEC Adnan A. Khawaja, Direktur PNCA Athar Tahir, tamu undangan dari negara sahabat, wartawan media cetak dan elektronik, masyarakat dan pelajar Pakistan, staf KBRI, serta masyarakat Indonesia di Pakistan.
Pameran juga dimeriahkan dengan bazar batik dan handicraft oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Islamabad.
“Batik yang dipamerkan adalah yang asli terbuat dari bahan-bahan alami (nonkimia), seperti dari dedaunan, biji, bunga, dan buah-buahan. Back to nature adalah motto yang paling pas untuk acara ini. Sebab Indonesia bisa tampil menjadi solusi di saat dunia tengah dihantui global warming, “ ujar Muladi Mughni, salah seorang mahasiswa yang ikut hadir dalam acara ini. [mugh/hidayatullah.com]