Hidayatullah.com—Sebagaimana dikutip Harian Asyarqul Awsath, Duta Besar Hamid Wailie Yarua yang juga Asisten Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI) Bidang Perekonomian mengatakan, sejumlah perusahaan bersedia membiayai pembangunan rel kereta api yang akan menghubungkan 13 negara Islam di Afrika. Rel tersebut akan membentang dari Port Sudan di Laut Merah hingga Dakar, ibukota Senegal di pantai Atlantik.
Menurut Wailie, China dan Rusia memiliki banyak kesempatan terlibat dalam pembangunan ini karena paling berpengalaman. Pertemuan membahas ini diselenggarakan di kantor pusat OKI di Jeddah hari Rabu (26/5).
Rapat juga dihadiri utusan beberapa negara yang terlibat dalam proyek untuk studi kelayakan dan mengembangkan ide-ide. Pihak AS akan memasok kereta api dan gerbongnya.
Bank Pembangunan Islam dan Bank Dunia menyediakan dananya. Dia menjelaskan bahwa peta final untuk proyek tersebut belum ditentukan. Peta ini membutuhkan persetujuan dari beberapa negara, konsultan, dan studi kelayakan ekonomi.
Menurut Wailie, biaya diperkirakan akan mencapai 7,4 miliar USD, atau sekitar Rp 74 triliun dan akan selesai selama 5 sampai 6 tahun. Dengan demikian hubungan timur dan barat Afrika akan menjadi kenyataan, serta pengembangan ekonomi di wilayah itu akan terwujud.
Jalur kereta api itu akan membentang jarak hingga 10 ribu kilometer, melintas beberapa jalur yang dibangun ratusan tahun lalu. Sekitar 4.000 kilometer rel KA sudah ada dan tinggal memperbarui. Proyek tinggal meneruskan sekitar 6.000 kolometer.
Proyek pembangunan jalur kereta api Port Sudan-Dakkar ini sudah diumumkan oleh Organisasi KTT Islam di Dakar, pada bulan Maret tahun 2008 dan menjadi proyek pembangunan terbesar, yang ditujukan untuk mempromosikan perdagangan dan meningkatkan perekonomian Afrika.
Jalur itu akan melintasi Sudan, Chad, Nigeria, Niger, Burkina Faso, Mali, dan Senegal, serta menghubungkan Gambia dan Guinea di barat, Libya di utara, Kamerun di tengah, dan Uganda [ihj/hidayatullah.com]