Hidayatullah.com–Masih ingat Ariel Sharon? Si penjagal rakyat Palestina di Sabra dan Shatila serta tempat-tempat lainnya? Mayat hidup mantan perdana menteri Israel itu akan dipindahkan dari rumah sakit ke kediamannya di selatan Israel dalam beberapa hari ke depan. Demikian sebuah surat kabar Israel hari Selasa (9/11) melaporkan.
Sebagaimana dilansir Maan, harian berbahasa Ibrani Yedioth Aharonoth mengabarkan bahwa polisi mendapatkan pemberitahuan tentang rencana pemindahan Sharon dari Sheba Medical Center di Tel Hashomer ke rumah pertaniannya di Negev.
Para dokter yang merawatnya mengatakan, tidak ada perubahan kondisi laki-laki yang kini berusia 82 tahun itu sejak koma pada Januari 2006.
Sejak koma berita tentang kondisi Sharon beberapa kali merebak, ada yang mengatakan kondisinya membaik dan ada pula yang mengatakan dia telah mati. Namun dokter yang merawatnya selalu menyangkal berita tersebut, dengan mengatakan bahwa kondisinya masih tetap dalam keadaan koma meski beberapa kali sempat kritis.
Ariel Sharon dikenal sebagai penjagal, ribuan orang Palestina tewas akibat pembantaian-pembantaian yang diperintahkannya. Pembantaian Sabra Shatila tidak akan pernah dilupakan sejarah, di mana pada 16 dan 18 September 1982 ribuan warga sipil Palestina dan Libanon dibantai oleh pasukan Israel yang dibantu oleh kelompok Phalangis Kristen Libanon.
Bulan Agustus 2005, media Israel mengabarkan bahwa Ariel Sharon dalam keadaan takut yang luar biasa, karena mendapat ancaman dari kelompok ekstrimis Yahudi yang menentang penarikan mundur sekitar 8.000 Yahudi Israel dari Jalur Gaza. Koran Israel Maariv melaporkan bahwa meskipun Sharon memiliki pengawal pribadi, tapi dia suka menyimpan pistol sekalipun ketika tidur.
Beberapa pembaca turut memberikan komentar tentang kondisi terakhir Ariel Sharon. “Mungkin dia dipindah ke bagian neraka yang paling dalam,” tulis pembaca bernama Wissam dari Palestina. Maureen dari Australia menimpali komentar tersebut, “Bahkan neraka tidak menginginkan Sharon, si penjahat perang.”
September 2009, ketika kabar bahwa kondisi Ariel Sharon membaik, kepada Jerusalem Post Dr. Shlomo Segev yang merawatnya mengatakan bahwa Sharon berada dalam “keadaan vegetatif statis” dengan kerusakan otak yang parah dan dalam keadaan koma. Namun, kondisi komanya tidak terlalu mendalam, sehingga ia masih bisa membuka mata atau melihat obyek benda dan mengikuti pergerakannya. Segev juga menyatakan dirinya tidak bisa memperkirakan berapa lama lagi kondisi seperti itu akan berlanjut, sebelum akhirnya Sharon mati.[di/maan/hidayatullah.com]