Hidayatullah.com—Negara Iran belum lama ini memproduksi boneka berjilbab dan software “islami”. Seorang penemu asal Iran, Hemat Komeili, bahkan memproduksi dasi berbentuk pedang Imam Ali, salah satu cucu Nabi Muhammad SAW yang dihiasi dengan sebuah hadits. Menyusul revolusi Islam pada 1979, pemakaian dasi mendapat kecaman karena dianggap sebagai salah satu simbol budaya Barat. Pada awal revolusi, petugas menangkap pria berdasi. Saat ini masih ada pria yang memakai dasi di tempat umum sekalipun langkah itu dikecam para pemuka agama. Sementara itu sebuah perusahaan Iran juga memproduksi boneka islami pertama, ‘Sara dan Dara’ untuk menyaingi boneka Barbi dan Ken. Boneka baru ini bercap islami dan bukan Iran, dan memiliki nama arab ‘Fatima’. Menurut Hossein Homay Serecht dari perusahaan Fam pemproduksi Fatima, bonekanya ini bertujuan untuk memerangi musuh invasi kebudayaan di Iran. Alasan Seresht memproduksi boneka ini karena menilai musuh-musuh Iran telah menargetkan sasaran pada anak-anak berusia tiga tahun. Seresht mengatakan bahwa musuh-musuh Iran semakin menargetkan anak-anak 3 tahun. “Para Barat, dengan membuat Barbie dan memasarkannya, mendorong kerudung buruk dan tidak mengenakan jilbab, semua faktor ini mendorong kami untuk mengambil ini sebagai tugas kita untuk menyajikan boneka Islam ke pasaran,” katanya. Seresht mengatakan, perangkat lunak termasuk klip video mode islam, pidato tentang hijab dan “Hijab Messenger,” layanan yang didasarkan berdasarkan model sama seperti Yahoo messenger, tetapi obrolan itu hanya bisa terjadi dengan “orang yang ditetapkan dalam sistem.”
Sejauh ini Serecht tak memberikan rincian lebih lanjut dan tidak mengatakan apakah itu berarti bahwa hanya orang-orang yang mengenakan jilbab atau mereka yang mendukung jilbab saja yang dapat menggunakannya. [rfe/ payvand/cha/hidayatullah.com]