Hidayatullah.com–Setelah isu korupsi atas dana Global Fund diangkat ke permukaan oleh Associated Press, pihak organisasi itu mengumumkan akan memperketat pengawasan keuangannya.
Pekan lalu sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, Jerman yang merupakan penyumbang terbesar ketiga menyatakan menghentikan pemberian dana kepada Global Fund hingga masalah dugaan korupsi itu dituntaskan.
Sejumlah ahli independen akan memeriksa prosedur keuangan dari pengucuran anggaran yang hampir mencapai $22 miliar. Para ahli akan mengawasi upaya Global Fund untuk mencegah dan menemukan penyelewengan dan penyalahgunaan dana bantuan itu.
Sebagaimana dilaporkan BBC (5/2), direktur eksekutif Global Fund Michel Kazatchkine, mengatakan tidak ada toleransi terhadap penyelewengan dan korupsi dana bantuan dan akan cepat merespon penyelewengan atau penggelapan dana. Badan itu juga mengatakan akan menaikan anggaran bagi pengawas keuangan internal dan akan membayar perusahaan pengawas independen untuk memantau pengucuran dana bantuan itu.
Penyalahgunaan dana bantuan sebesar $34 juta dollar itu telah ditemukan oleh unit investigasi. Pekan lalu, juru bicara badan Global Fund kepada BBC mengatakan penyelewengan yang paling besar terjadi Mali, Mauritania, Djibouti dan Zambia.
Sekitar dua pertiga atau $4,1 juta dana program HIV di Mauritania diselewengkan, dengan cara penggunaan kuitansi palsu. Di Djibouti, sekitar $5 juta dana bantuan digunakan untuk pengadaan mobil dan sepeda motor.
Selain itu, Global Fund juga kehilangan obat-obatan antimalaria dalam jumlah besar, yang dicuri dan dijual kembali di pasar gelap.
Global Fund mengucurkan bantuan untuk menangani AIDS, TBC dan malaria, ke negara-negara yang berisiko. Penyumbang dana Global Fund yaitu AS, Prancis, Jerman dan Jepang.*