Hidayatullah.com–Soedirman Moentari adalah seorang yang sangat berambisi. Setelah membuka website tentang Islam dalam bahasa Jawa dan Belanda, ia juga mengembangkan metode pengajaran membaca al Qur’an digital.
“Saya mengajar al-Qur’an menggunakan power point,” katanya kepada Radio Nederland.
Menurut Soedirman, banyak orang Jawa Suriname –terutama yang usianya sudah lanjut—ingin belajar sholat. “Soalnya mereka merasa dirinya muslim,” lanjut warga Jawa Suriname yang mengajar di Sekolah Ibn Chaldoun di Rotterdam ini.
Namun ia menambahkan, belajar membaca al-Quran itu merupakan proses yang panjang dan makan waktu lama. Sementara orang sudah mau melakukan sholat. Karena itu, ia pun membuat suatu cara menarik untuk mengajari orang mengucapkan bacaan-bacaan sholat dengan betul.
Kaset perekam
Awalnya ia menggunakan OHP dan kaset perekam untuk mengajar membaca al-Quran. Setelah itu cassete recorder ia ganti dengan CD. Tak lupa ia juga
memberikan panduan buku.
“Bukunya bertulisan Arab dan saya latinkan,” katanya.
Untuk memudahkan, bacaan-bacaan itu dibubuhi terjemahan dalam bahasa Jawa dan Bahasa Belanda.
Kini, cara pengajaran al-Qur’an yang dilakukan Soedirman jauh lebih canggih. Ia membuat program belajar membaca al-Qur’an digital, dengan menggunakan komputer. Penjelasannya ditunjang dengan power point. Setiap ayat al-Qur’an tidak hanya dibubuhi penjelasan tajwid, tapi juga ada suaranya di ujung.
Selain ilustrasi audio tapi juga ada ilustrasi warna. Misalnya kata yang perlu diperdengung diberi warna hitam, jelas Soedirman. Pelajaran ini bisa diikuti klasikal atau individual.
“Orang bisa belajar sendiri di rumahnya.”
Sekarang masa ujicoba metode ini sudah berakhir. Sebelumnya Soedirman melakukan ujicoba metoda ini di kalangan jemaah muslim Jawa Suriname di Sint Michiegestel dan Den Haag.
“Alhamdulillah experimental period (masa ujicoba,red) sudah berjalan baik. Saya kira sekarang sudah oke,” katanya.
Soedirman berharap orang yang sudah bisa sholat dan sudah kuat imannya akan berminat belajar mengaji atau membaca al-Qur’an.
“Kalau iman sudah ada di dalam hati mereka, mereka Insya Allah mau belajar mengaji,” ujarnya.*