Hidayatullah.com–Rusia hari Selasa (19/4) menegaskan bahwa upaya negara-negara Barat untuk menjatuhkan Muammar Qadhafi berarti melanggar mandat resolusi PBB atas Libya, yang hanya memberi wewenang pasukan asing untuk melindungi warga sipil.
“(Resolusi) Dewan Keamanan PBB tidak pernah diarahkan untuk menggulingkan rezim Libya,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, saat mengunjungi Beograd.
“Semua yang sekarang ini menggunakan resolusi PBB itu untuk tujuan tersebut berarti melanggar mandat PBB,” tegas Lavrov.
Oleh karena posisi negara-negara Barat demikian itu, maka kelompok pemberontak Libya menolak negosiasi gencatan senjata. Para pemberontak justru mengharapkan bantuan pasukan Barat untuk mengalahkan pendukung Muammar Qadhafi.
Lebih lanjut Lavrov mengatakan, hal itu tidak mustahil menjalar ke Yaman, di mana kelompok oposisi juga ingin menggulingkan Presiden Ali Abdullah Saleh.
“Semua pihak yang bertanggungjawab, terutama anggota Dewan Keamanan PBB, harus tidak memilih konflik, melainkan dialog,” lanjut Lavrov.
Amerika Serikat menyerahkan kepemimpinan serangan udara atas Libya kepada NATO pada 31 Maret.
Rusia memilih untuk abstain daripada menggunakan hak veto saat dewan Keamanan PBB melakukan voting guna memutuskan ditetapkannya zona larangan terbang atas Libya dan diizinkannya serangan udara oleh pasukan asing untuk melidungi warga sipil Libya dari serangan pendukung Qadhafi.
Kenyataannya, serangan-serangan udara pasukan Barat justru merenggut nyawa warga sipil Libya. Dan hari Selasa (19/4) Inggris bahakan memutuskan untuk mengirim tentara seniornya untuk mengajari kelompok pemberontak cara berperang. Baca berita sebelumnya Inggris Akan Ajari Pemberontak Libya Cara Perang.*